Moskow, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow, Rusia, masih belum mendapatkan data lengkap soal awak WNI yang menjadi korban kapal tenggelam di Laut Bering. Lokasi yang jauh dan informasi yang masih simpang siur menyulitkan staf KBRI untuk mendapatkan data yang akurat.
Menurut Kiki Kusprabowo, staf konsuler KBRI Moskow, lokasi tenggelamnya kapal terletak di pantai timur jauh Rusia, wilayah yang sulit dicapai pesawat.
"Lokasi sangat jauh dari Moskow. Penerbangan tidak setiap hari ada ke sana," kata Kiki kepada CNN Indonesia (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, kapal penangkap ikan asal Korea Selatan tenggelam di Laut Bering setelah dihantam ombak besar. Di dalamnya, bekerja 35 warga negara Indonesia sebagai awak kapal.
Sebelumnya Wakil Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia, Iqbal Lalu Muhammad, yang mengutip laporan KBRI Moskow mengatakan total ABK yang menjadi korban tenggelamnya kapal adalah 62 orang, termasuk delapan orang yang telah diselamatkan dan 54 orang yang masih dinyatakan hilang.
Sebanyak 35 warga negara Indonesia masih dinyatakan hilang setelah kapal ini tenggelam di Laut Bering, Chukotka, wilayah Rusia timur jauh pada Senin (30/11).
Kiki mengatakan bahwa KBRI belum mengetahui nasib 35 WNI di dalamnya. KBRI, ujar dia, menerima banyak data dari berbagai sumber yang berbeda dan berusaha memastikan keabsahan data tersebut.
"Data berdatangan dari Kementerian Luar Negeri Rusia, Korea Selatan, kantor berita Rusia juga, pagi ini kami usahakan untuk mendapatkan data yang pasti," jelas Kiki.
KBRI, lanjut dia, terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Rusia dan tim pencari di lokasi tenggelamnya kapal.
Menurut kepala dinas penyelamatan maritim di pelabuhan timur jauh Petropavlosk-Kamchatsky Rusia, Artur Rets, kapal Oriong-501 tenggelam pada pukul 5.30 waktu setempat setelah dihantam oleh ombak.
Operasi penyelamatan saat ini terhambat akibat cuaca yang buruk.
Sementara itu, Menteri Perikanan Korea Selatan mengatakan kapal yang sudah berumur 36 tahun tersebut dioperasikan oleh Sajo Industries dan berlayar di Laut Bering untuk menangkap ikan Pollock, ikan berdaging putih yang populer di Korea Selatan.