ANCAMAN ISIS

Kebosanan, Warga Perancis Ingin Keluar dari ISIS

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2014 10:30 WIB
Para militan asal Perancis di Suriah mengirim surat pada orang tua mereka, mengatakan ingin pulang tapi tidak tahu caranya. Mereka mengaku bosan dan takut.
Para militan asal Perancis di Suriah mengirim surat pada orang tua mereka, mengatakan ingin pulang tapi tidak tahu caranya. Mereka mengaku bosan dan takut. (REUTERS/Stringer/Files)
Aleppo, CNN Indonesia -- Para warga Perancis yang bergabung dengan ISIS dan kelompok militan lainnya di Suriah mengaku kebosanan dan ketakutan dan ingin pulang ke negara mereka. Kehidupan di medan perang ternyata tidak seperti yang mereka duga sebelumnya.

Hal ini terungkap dalam beberapa surat warga Perancis di Suriah kepada orang tua mereka, seperti diberitakan harian Le Figaro yang dikutip The Telegraph (2/12). Dalam surat tersebut, mereka ingin tahu bagaimana cara kembali pulang ke Perancis.

Di antara mengaku kesal tidak diturunkan di medan perang, hanya disuruh memenuhi kebutuhan para militan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya saya tidak melakukan apapun selain membagikan makanan dan pakaian. Saya juga hanya bertugas membersihkan senjata dan memindahkan mayat dari medan perang. Musim dingin segera datang dan kehidupan akan semakin berat," ujar seorang warga Perancis dari Aleppo, Suriah.

"Saya muak, mereka memberi saya tugas mencuci piring," kata seorang lainnya.

Seorang warga Perancis lainnya mengatakan ingin pulang karena rindu kenyamanan hidup di Perancis.

"Saya bosan, iPod saya tidak bisa digunakan di sini. Saya ingin pulang," kata warga Perancis lain dalam suratnya.

Warga Perancis lainnya mengaku ketakutan, "mereka ingin mengirim saya ke garis depan, tapi saya tidak tahu cara berperang."

Beberapa di antara mereka juga khawatir nasib kewarganegaraan anak mereka dari istri yang dinikahi di Suriah, apakah akan diakui Perancis atau tidak.

Le Figaro melaporkan bahwa beberapa komandan tempur ISIS sudah tahu keinginan warga Perancis untuk pulang. Seorang warga Perancis diisukan dipenggal kepalanya setelah mengatakan ingin pulang.

"Semua orang tahu, bahwa semakin lama mereka di sana, akan semakin buruk karena mereka menyaksikan dan melakukan kekejaman, mereka akan menjadi bom waktu," kata seorang pengacara, dikutip oleh Le Figaro.

Saya bosan, iPod saya tidak bisa digunakan di sini. Saya ingin pulangMilitan ISIS asal Perancis
"Tapi tidak ada politisi yang ingin mengambil risiko. Bagaimana jika eks-mujahidin ini melakukan penyerangan?" lanjut dia.

Sekelompok pengacara bekerja untuk para orang tua warga Perancis di Suriah tengah membujuk pemerintah agar memperbolehkan mereka pulang.

Belum diketahui respon pemerintah Perancis, namun untuk saat ini para pengacara menyarankan mereka untuk menghubungi perwakilan di negara terdekat.

Saat ini ada sekitar 376 warga Perancis yang bertempur di Suriah.

Diperkirakan sekitar 100 dari mereka telah pulang ke Perancis, 76 di antaranya dipenjara.

Menurut seorang pakar terorisme, warga Perancis tidak dianggap di medan perang Suriah karena tidak cakap dalam bertempur. (Baca: AS: ISIS Latih Kelompok Milisi Libya )

"Di antara agen intelijen, dikatakan bahwa pejuang dari Inggris lebih dicari karena tingkat intelektual mereka yang tinggi ketimbang dari Prancis, yang biasanya lebih bodoh," kata dia.

Hal serupa sebelumnya dialami juga oleh warga India yang memutuskan pulang karena tidak dianggap oleh ISIS. Dia mengaku hanya disuruh membersihkan toilet di Irak. (Baca: Kesal Tidak Dihiraukan, Pria India Tinggalkan ISIS)

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER