Tripoli, CNN Indonesia -- Pasukan tentara salah satu pemerintah Libya yang saling bersaing melakukan serangan udara di dekat ibu kota Tripoli pada Kamis (4/12).
Libya terpecah ke dalam konflik antara dua faksi besar yang masing-masing mengklaim diri mereka sebagai pemerintah sah Libya.
Salah satunya adalah kelompok yanng dikenal sebagai Libya Dawn yang menagmbil alih Tripoli pada Agustus lalu dan pemerintahan lain yang diakui oleh dunia internasional terusir ke wilayah timur Libya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua belah pihak memberikan keterangan yang berbeda terkait serangan udara pada Kamis tersebut.
Pemerintah Libya Dawn melalui situs internet mereka mengatakan bahwa target serangan adalah peternakan unggas di Qaser Ben Gashir, sebuah kota sebelah selatan Tripoli.
Daerah ini dekat dengan bandara lama Tripoli yang merupakan pusat pertempuran selama sebulan pada Agustus lalu.
Namun juru bicara militer Mohamed El Hejazi dari pemerintah Perdana Menteri Abdullah al-Thinni mengatakan target serangan adalah instalasi dan posisi militer Libya Dawn di Qaser Ben Gashir.
"Kami memperluas serangan kami karena kami tahu lebih banyak tentang lokasi amunisi," kata Hejazi.
Warga mengatakan mereka telah mendengar ledakan di daerah tersebut.
Sebelumnya, setidaknya tiga orang tewas pada Selasa (2/12) dalam serangan udara di kota sebelah barat Tripoli, yang juga dilakukan oleh pasukan Thinni, kata para pejabat.
Setelah perang Libya yang didukung NATO untuk mengakhiri pemerintahan Muammar Gaddafi pada 2011, negara penghasil minyak itu berjuang keras untuk mencapai stabilitas.
Mantan brigade pemberontak yang pernah berjuang berdampingan sekarang berbalik satu sama lain, berada dalam faksi-faksi politik yang saling bersaing untuk mengontrol Libya.
Pada Rabu (3/12), pemerintahan Thinni mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya telah memulai serangan militer untuk merebut kembali Tripoli.
Pemerintah Thinni telah bersekutu dengan pasukan mantan jenderal angkatan darat Khalifa Haftar yang telah menyatakan perang terhadap militan Islam pada Mei lalu.