Montevideo, CNN Indonesia -- Enam tahanan penjara Guantanamo yang dibebaskan ke Uruguay tiba di Montevideo, ibu kota negara itu pada Minggu (7/12).
Setibanya di Montevideo, mereka akan menjalani pemeriksaan medis, lalu akan ditempatkan di sebuah rumah.
“Mereka akan hidup sederhana. Kami tidak ingin terus dikawal polisi, melainkan dengan para penduduk lokal yang akan mengajarkan mereka minum,” kata Menteri Pertahanan Uruguay, Eleuterio Fernandez Huidobro, merujuk pada cara tradisional warga Uruguay meminum teh dari sedotan metal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekelompok relawan akan menunjukkan kepada mereka seperti apa Uruguay, membantu mereka bersosialisasi, belajar bahasa Spanyol dan mencari pekerjaan.
Sebagian besar warga Uruguay sebenarnya menolak keputusan untuk keputusan pemerintah untuk menerima mantan narapidana Guantanamo tersebut. Namun Presiden Uruguay, Jose Mujica, yang merupakan mantan gerilyawan kiri yang pernah mendekam di penjara selama 14 tahun, tetap melanjutkan rencana itu dan menyebut Gunatanamo sebagai “aib bagi kemanusiaan”.
Mujica adalah salah satu pemimpin negara Amerika Latin yang paling populer berkat kebiasaan hidup sederhananya. Ia telah membawa nama Uruguay dikenal dunia, salah satunya setelah ia membuat kebijakan kontroversial yang melegalkan pertanian, penjualan dan pemakaian mariyuana.
Seorang mantan tahanan, Omar Mahmoud Faraj yang berasal dari Suriah, menulis surat terbuka untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Uruguay dan mengatakan ia bersama lima tahanan lain hanya membawa “niat baik” ke Uruguay dan berencana untuk memulai kembali hidup mereka di sana.
"Saya tidak punya kata-kata untuk mengungkapkan betapa saya berterima kasih atas kepercayaan besar bahwa Anda, orang-orang Uruguay, yang telah menempatkan saya dan para tahanan lain dan membuka pintu ke negara Anda," katanya dalam surat yang dikirim ke surat kabar El Pais via pengacaranya.
Faraj juga mengatakan dia adalah seorang penggemar tim sepak bola Uruguay dan tak sabar untuk mendukung mereka.
Jalan kembali ke kehidupan normal akan sulit, kata pengacara mantan tahanan itu, Alka Pradhan.
Jihad Diyab, mantan tahanan lain yang menghabiskan dua tahun terakhir di Guantanamo dengan banyak aksi mogok makan, kini berada di kursi roda dan menderita sakit punggung parah, telah kehilangan waktu untuk menyaksikan tiga anaknya tumbuh, kata Pradhan.
"Dia tadinya memiliki sebuah restoran. Dia berharap setelah pulih dan mampu berjalan, ia bisa kembali ke bisnis makanan,” ujar Pradhan.
Lembaga HAM internasional, Reprieve, mengungkapkan bahwa Faraj, Diyab dan empat tahanan lain yang dibebaskan ke Uruguay tidak pernah melalui proses peradilan dan telah dibebaskan sejak tahun 2009 dan 2010.
Baca juga:
Proses Peradilan bagi Tahanan GuantanamoDi Uruguay, Tahanan Guantanamo Bisa Hidup BebasGuantanamo, dari Tanah Sewa ke Penjara