Washington, CNN Indonesia -- Aksi protes simpatik atas tewasnya pemuda kulit hitam akibat kesewenang-wenangan polisi terus berlanjut. Akhir pekan lalu pemain rugby Amerika kulit hitam masuk ke lapangan sambil mengangkat tangan sebagai aksi protes tanpa bersenjata.
Mereka memprotes pengadilan yang membebaskan polisi penembak Michael Brown--bocah kulit hitam asal Ferguson, Missouri.
Awal pekan ini aksi protes simpatik juga ditunjukkan pemain-pemain basket NBA, di antaranya adalah bintang Cleveland Cavaliers James LeBron dan Kyrie Irving yang memprotes tewasnya pemuda kulit hitam, Eric Garner, yang dicekik polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pebasket kulit hitam itu menggunakan kaos dengan tulisan 'Saya Tidak Bisa Bernafas' sebagai protes terhadap dewan juri pengadilan Amerika Serikat (AS) yang membebaskan polisi pencekik, Daniel Pantaleo, dari dakwaan melakukan kekerasan.
"Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus berbuat yang lebih baik. Tidak peduli kamu berasal dari ras apapun," cuit LeBron di akun Twitternya.
Irving dan LeBron mengenakan kaos itu saat pemanasan jelang pertandingan melawan Nets pada Senin malam waktu AS atau Selasa (9/12) WIB.
Di kubu lawan ada Kevin Garnett, Deron Williams, Alan Anderson, dan Jack Jarret yang melakukan aksi serupa. Hal itu juga dilakukan Derrick Rose (Chicago Bulls) sehari sebelumnya.
Aksi-aksi pemain NBA itu mendapatkan reaksi dari Komisioner NBA Adam Silver.
"Saya menghormati Derrick Rose dan semua pemain kita dalam menyuarakan keprihatinan mereka atas isu-isu penting tapi saya ingin pemain untuk mematuhi aturan berpakaian kita di lapangan," kata Silver dikutip dari Bleacher Report.
Eric, 43, tewas tercekik ketika sejumlah polisi AS mencoba menangkapnya atas tuduhan menjual rokok secara ilegal pada 17 Juli lalu, di Staten Island, wilayah terkecil New York City.
Kala itu, Garner menolak untuk dibawa petugas polisi. Satu di antara lima petugas polisi yang membekuknya terekam mencekik Garner.
Peristiwa tersebut menimbulkan keramaian. Warga yang datang geram akan tindakan polisi dan merekamnya. Rekaman penangkapan lalu tersebar luas di internet.
Video penangkapan Garner menunjukkan dia berdebat dengan polisi sembari mengatakan, "Pergi kalian! Jangan sentuh aku."
Seorang polisi, Daniel Pantaleo terlihat mencekik Garner yang telah rubuh.
"Tolonglah, aku tak bisa bernafas," ujar Garner berulang kali sebelum akhirnya pingsan.
Polisi kemudian memanggil petugas kesehatan yang datang beberapa menit kemudian. Namun tak lama, Garner meninggal, karena kekurangan nafas akibat penyakit asma yang dideritanya.
"Keputusan Dewan Juri sangat mengejutkan karena bukti rekaman telah banyak beredar dan sangat jelas polisi melakukan tindakan keliru," kata Vincent Warren, Direktur Eksekutif dari Pusat Pembelaan Hak Konstitusional, Rabu (3/12), seperti dikutip dari Reuters.
Warren menyatakan pengadilan AS memperlakukan petugas kepolisian bukan sebagai warga negara biasa, melainkan seperti "warga negara super".