ANCAMAN ISIS

Diduga Ada WNI Dalam Video Pemenggalan ISIS

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 03:12 WIB
Dua lembaga pemerhati terorisme dari Inggris dan Amerika Serikat meneliti dengan seksama video pemenggalan oleh sekitar 22 anggota ISIS yang dirilis November.
Dua lembaga pemerhati terorisme dari Inggris dan Amerika Serikat meneliti dengan seksama video pemenggalan oleh sekitar 22 anggota ISIS yang dirilis November. (Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Indonesia diduga berada di antara 22 militan ISIS yang muncul dalam video pemenggalan yang dirilis kelompok bersenjata ini November lalu. Selain WNI, video itu juga menampilkan anggota ISIS dari banyak negara lainnya.

Hal ini terungkap dalam analisa video yang dilakukan oleh lembaga riset terorisme asal Amerika Serikat TRAC (Terrorism Research & Analysis Consortium) dan think tank Quilliam dari Inggris.

Melalui analisa frame-per-frame, kedua lembaga ini mencoba memahami teknik pembuatan video berjudul ""Though the Unbelievers Despise It" itu, identitas sandera dan pembunuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu hasil penelitian itu menunjukkan bahwa 22 anggota ISIS yang secara bergantian memenggal kepala sandera tersebut berasal dari banyak negara, salah satunya adalah Indonesia.

Negara lainnya yang diduga asal para militan ISIS tersebut adalah Australia, Malaysia, Filipina, Inggris, Swiss, Belgia dan Jerman.

Di tengah-tengah mereka, menjadi juru bicara, adalah pria bertopeng yang dikenal sebagai algojo pemenggal warga Amerika Serikat dan Inggris dalam video sebelumnya. Pria ini disebut oleh media Inggris sebagai "Jihadi John".
 
Hanya satu dari ke-22 pembunuh itu yang telah teridentifikasi, yaitu Maxime Hauchard, mualaf asal Perancis. Beberapa negara, sebut penelitian TRAC dan Quilliam, tengah menyelidiki soal warga mereka di video itu.

Sebanyak 22 sandera diyakini adalah tentara Suriah yang diculik dari pangkalan udara Tabqa yang dikuasai ISIS.

Video Rp2,4 miliar

Menurut TRAC, video ini diduga memakan biaya sedikitnya US$200 ribu, sekitar Rp2,4 miliar, sama seperti biaya membuat film.

Video itu diambil menggunakan kamera definisi tinggi untuk menciptakan gambar berkualitas profesional.

Melihat dari pencahayaan dan bayangan orang, video itu diduga diambil dalam kurun waktu 4-6 jam. Video tersebut direkam beberapa kali dan mengandung beberapa ketidaksinambungan.

Dua dari tentara ISIS terlihat mengenakan mikrofon jenis clip-on, tapi suara mereka tidak terekam. Kemungkinan suara mereka sengaja dipotong atau disimpan untuk video berikutnya.

Tiga dari pelaku pembunuhan itu dipotong adegannya dalam video, hanya terlihat saat transisi gambar. Termasuk salah satunya adalah militan yang mengenakan balaclava, satu-satunya yang mengenakan penutup wajah selain Jihadi John.

TRAC meyakini, pria ini kemungkinan adalah duplikat Jihadi John yang dijadikan umpan jika terjadi serangan udara.

Puluhan WNI

Diduga ada puluhan WNI yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.

Oktober lalu, seorang WNI diduga tewas setelah melakukan serangan bom bunuh diri di Irak. Diduga ada lima warga Indonesia yang terbunuh karena terlibat pertempuran di Timur Tengah. (Baca: WNI Tewas dalam Bom Bunuh Diri di Irak)

Jumlah warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok militan di Irak dan Suriah diperkirakan mencapai 60 orang, namun lembaga intelijen SITE menduga jumlahnya lebih banyak, sekitar 200 orang.

Sumber: CNN
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER