PERBURUAN LIAR

Karena Tiongkok, 100 Ribu Gajah Mati Diburu

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 04:25 WIB
Permintaan gading yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir menjadi penyebab suburnya perburuan gajah Afrika.
Permintaan gading yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir menjadi penyebab suburnya perburuan gajah Afrika. (Thinkstock)
Beijing, CNN Indonesia -- Permintaan gading dari Tiongkok yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir berimbas buruk bagi populasi gajah Afrika yang banyak mati diburu.

Menurut Iain Douglas-Hamilton, pendiri lembaga pemerhati gajah, Save the Elephants, akibat derasnya permintaan gading dari Tiongkok sebanyak 100 ribu gajah Afrika mati diburu dalam tiga tahun terakhir.

"Gajah Afrika bisa hilang dari alam liar dalam satu generasi, kecuali Tiongkok menghentikan perdagangan gading," kata Douglas-Hamilton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiongkok adalah pembeli gading gajah terbesar dunia seiring dengan meningkatnya konsumen di kalangan orang kaya baru di negara tersebut.

Harga grosir gading gajah meningkat tiga kali lipat sejak 2010, sementara harga satuan untuk gading yang telah diolah angkanya juga terus naik. Harga jual di Beijing, contohnya, naik lebih dari 13 kali sejak 2002.

Menurut laporan Save the Elephant dan Yayasan Aspinnal, Tiongkok memang memiliki peraturan soal larangan penjualan gading namun tidak diterapkan dengan baik.

"Sistemnya saat ini tidak terkendali," ujar laporan tersebut.

Pasar perdagangan gading yang resmi di Tiongkok jumlahnya jumlahnya meningkat empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Jalur perdagangan resmi ini menurut laporan Save the elephant dijadikan kedok oleh pengepul ilegal.

Diperkirakan jumlah pedagang ilegal lebih banyak ketimbang yang resmi. Sedikitnya 78 persen toko gading di Beijing ilegal, sementara di Shanghai jumlahnya mencapai 89 persen.

Lihat infografik harga binatang langka:

Harga Hewan Langka di Pasar Gelap (Bagian I)

Harga Hewan Langka di Pasar Gelap (Bagian II)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER