Washington, D.C, CNN Indonesia -- Laporan intelijen Senat Amerika Serikat terkait metode interogasi CIA yang dirilis pekan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dunia. Laporan setebal 500 halaman tersebut memuat sejumlah aksi penyiksaan mental dan fisik, penahanan, dan eksekusi para tersangka teroris dunia paska serangan 11 September 2001 silam.
Laporan ini memantik tuduhan kepada CIA bahwa badan intelijen AS tersebut telah merahasiakan metode interogasi kejam ini dari mantan presiden George W. Bush, Gedung Putih dan Kongres.
Berikut berbagai reaksi sejumlah negara terhadap laporan intelijen AS:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AfghanistanPresiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk metode interogasi kejam yang dilakukan CIA. Dalam laporan intelijen Senat, disebutkan bahwa sejumlah tahanan asal Afghanistan mengalami penyiksaan.
"Tidak manusiawi. Sangat menyakitkan, terlebih mengetahui bahwa sejumlah warga Afganistan yang telah disiksa adalah orang-orang tak bersalah," kata Ghani kepada para wartawan, Rabu (10/12), seperti dilansir dari CNN.
Ghani menegaskan bahwa setelah tahun 2014 pihaknya melarang tentara militer internasional untuk melakukan penangkapan, penahanan, atau penyerbuan terhadap warga Afghanistan.
TiongkokJuru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei, menyatakan Tiongkok menentang metode penyiksaan tersebut.
"AS harus merenungkan dan memperbaiki metode ini, sesuai dengan standar internasional yang berlaku," kata Huang Lei pada Rabu, (10/12).
Kantor berita pemerintah Xinhua menyatakan bahwa laporan ini sangat bertolak belakang dengan klaim pemerintah AS sebagai pembela hak asasi manusia.
Dalam berita Xinhua juga menilai bahwa baik mantan presiden George W. Bush maupun presiden AS saat ini, Barack Obama seakan tutup mata dengan pelanggaran HAM tersebut.
InggrisDalam kunjungannya ke Turki, Selasa (9/12), Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengutuk metode penyiksaan CIA.
"Penyiksaan adalah langkah yang salah, dan tak akan membuat dunia ini lebih aman. Penyiksaan tak akan membuat aksi terorisme berhenti. Kita tak boleh kehilangan moral," kata Cameron.
IranPemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menanggapi laporan CIA dengan serangkaian tulisan di akun Twitter resmi miliknya.
"AS mengklaim mereka bangsa bermartabat. Namun yang terjadi adalah mereka menyesatkan warganya dengan menutupi realitas yang ada," cuit Khamaenei
"Saat ini, AS adalah simbol tirani terhadap kemanusiaan," kata Khamenei.
PerancisKementerian Luar Negeri Perancis menyatakan bahwa untuk memerangi terorisme masyarakat internasional harus tetap menghormati hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional.
JermanKecaman serupa juga dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Frank- Walter Steinmeier.
"Ini jelas pelanggaran terhadap nilai-nilai demokrasi," kata Steinmeier dalam akun Twitter miliknya.
Meskipiun demikian, Steinmeier memuji langkah Senat AS yang berani mengungkapkan sejumlah metode penyiksaan CIA yang jelas melanggar HAm.
"Langkah Obama jelas beda dari pendahulunya. Kami menyambut transparansi ini dan pengakuan kesalahan. Penyiksaan tak akan melawan terorisme," kata Steinmeier.
Korea UtaraPemerintah Korea Utara merespon laporan intelijen Senat dalam sebuah artikel yang ditulis oleh kantor berita KCNA. Korea Utara menuduh Dewan Keamanan PBB menerapkan standar ganda kepada CIA.
"PBB menutup mata dari penyiksaan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh CIA. Padahal, Komite Anti Penyiksaan PBB telah melarang penyiksaan semacam ini," tulis KCNA.
PolandiaMantan Presiden Polandia, Aleksander Kwasniewski, mengatakan temuan laporan menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara yang lemah.
"Khususnya di Moskow, selama bertahun-tahun terdapat pandangan bahwa Amerika Serikat, seperti negara Barat lainnya, adalah negara yang lemah," kata Kwasniewski.
"Ini bagaikan hadiah Natal untuk Kremlin. Kami percaya AS harusnya menerapkan hukum liberal AS yang tidak lebih baik dari hukum liberal Polandia atau internasional," kata Kwasniewski.
SkotlandiaPejabat Skotlandia, Frank Mulholland juga melontarkan kecaman serupa atas metode interogasi CIA.
"Penggunaan penyiksaan tidak bisa dimaafkan, dan bertentangan dengan hukum internasional dan Skotlandia," kata Mulholland.
PBBPelapor Khusus PBB tentang Anti Terorisme dan Hak Asasi Manusia Ben Emmerson mendesak pemerintah AS untuk mengadili intelijen CIA yang bertanggung jawab atas penyiksaan yang diuraikan dalam laporan Senat AS.
"Ini adalah kejahatan sistematik tingkat tinggi yang ditutupi oleh pemerintah era Bush, dan pelanggaran berat terhadap hukum HAM internasional," kata Emmerson.
Baca juga:
AS Tidak Akan Adili Pelaku Penyiksaan Teroris