LAPORAN INTELIJEN AS

Psikolog CIA Mundur dari Gereja Mormon

CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2014 13:56 WIB
Dengan pekerjaannya yang kontroversial, Bruce Jessen, mantan psikolog untuk program interogasi kejam CIA, harus mundur gereja Mormon pada 2012.
CIA menyerahkan teknik interogasi tersangka teroris pada perusahaan dua ahli psikologi yang tidak berpengalaman menginterogasi. (Reuters/David Burnett)
Washington, D.C, CNN Indonesia -- Salah satu mantan ahli psikologis utama untuk program interogasi kejam CIA, Bruce Jessen, mengakui dia harus mundur dari jabatannya sebagai pemimpin gereja Mormon sejak 2012 silam, karena berbagai kontroversi seputar perannya memerangi terorisme.

Jessen, 65 tahun, pensiunan psikolog Angkatan Udara, menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai uskup jemaat Mormon di Spokane, Washington, AS, setelah warga sekitar dan aktivis HAM mengkritisi masa lalu profesionalnya di surat kabar lokal.

"Saya rasa tak adil membawa kontroversi bagi orang lain, sehingga saya memutuskan untuk mundur," kata Jessen kepada Reuters, Jumat (12/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan Senat AS yang dirilis pekan ini, CIA mengeluarkan dana sebesar US$80 juta untuk Mitchell Jessen & Associates, perusahaan yang dikelola oleh Jessen dan mantan psikolog Angkatan Udara lainnya, James Mitchell.

Baca juga: Dua Psikolog CIA Tak Cukup Kualifikasi

Dalam laporan tersebut, dua mantan psikolog ini disebutkan menganjukan metode interogasi tersangka teroris dengan teknik simulasi tenggelam atau waterboarding, menampar wajah dan simulasi penguburan.

Baca juga: 13 Metode Penyiksaan Fisik dan Mental CIA

Dalam laporan tersebut, Jessen dan Mitchell disebutkan dengan nama samaran, "Dunbar" dan "Swigert", namun banyak sumber intelijen AS bahwa itu merupakan nama samaran mereka.

Mitchell menyangkal laporan tersebut, sementara Jessen menyatakan terdapat perjanjian yang mengharuskan dia untuk tak memberi komentar terhadap laporan itu.

"Sangat sulit berada di posisi saya saat ini. Ada beberapa hal yang diberitakan media yang ingin saya luruskan," kata Jessen, tentang metode interogasi CIA

Jessen mengakui dia hanya menjabat satu minggu sebagai kepala gereja Mormon di Spokane yang memiliki jemaat sekitar 300 orang, pada Oktober 2012.

"Karena masa lalunya berhubungan dengan teknik interogasi yang kejam," kata kata Eric Hawkins, juru bicara nasional Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, di Salt Lake City.

Baca juga: Pendiri Gereja Mormon Nikahi 40 Wanita

Posisi Uskup di gereja Mormon tidak pernah dibayar dan hanya pekerjaan paruh waktu, yang biasanya berlangsung selama tiga hingga enam tahun. Namun, jabatan ini sangat dihormati di dunia Mormon.

"Namun, Jessen tetap menjadi anggota jemaat Mormon," kata Hawkins.

Setelah dirilisnya laporan intelijen Senat, Asosiasi Psikolog AS meminta Jessen dan Mitchell untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Namun, mengisyaratkan negaranya harus melupakan kejadian ini dan berubah

American Psychological Association - yang Jessen dan Mitchell tidak termasuk dan dengan demikian tidak tunduk pada disiplin - menyerukan pasangan untuk dimintai pertanggungjawaban . Namun para pejabat AS mengatakan tidak akan ada tuntutan pidana.

Hingga saat ini, tidak ada pejabat senior CIA yang telah dikenakan tuntutan penganiayaan terhadap tersangka teroris. Presiden AS Barack Obama mengisyaratkan agar negaranya melupakan kejadian ini dan berubah

Baca juga: 
AS Tidak Akan Adili Pelaku Penyiksaan Teroris
Reaksi Dunia Terhadap Laporan Intelijen Senat AS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER