Beijing, CNN Indonesia -- Tiongkok dan Vietnam kembali bentrok terkait klaim wilayah Laut Cina Selatan, setelah Vietnam mengajukan posisinya terkait kasus pengaduan Filipina ke pengadilan arbitrase.
Kementerian luar negeri Vietnam mengatakan telah mengajukan pandangan ke pengadilan arbitrase untuk memastikan badan ini memperhatikan "hak dan kepentingan legal kami".
Kementerian Vietnam mengatakan pihaknya memiliki bukti sejarah dan dasar hukum untuk mendukung klaim wilayah di Laut Cina Selatan, dan menolak klaim "sepihak" Tiongkok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiongkok mengeluarkan pernyataan yang meminta Vietnam menghormati kedaulatan Tiongkok yang menurutnya berdasarkan pada sejarah.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pihaknya tidak akan mengubah posisi awal untuk tidak terlibat dalam arbitrase ini .
Tiongkok mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag yang disebutnya upaya di bawah tangan untuk melancarkan tekanan politik atas wilayah yang berdasarkan warisan sejarah merupakan milik Tiongkok.
Sebelumnya Tiongkok memperingatkan Vietnam untuk tidak terlibat dalam kasus arbitrase ini yang merupakan kali pertama Tiongkok diperiksa secara hukum internasional terkait perairan tersebut.
Kekerasan anti-Tiongkok terjadi di Vietnam pada Mei setelah anjungan minyak lepas pantai bernilai US$1 miliar milik perusahaan minyak negara Tiongkok, CNOOC, dipasang sekitar 240 kilometer dari garis pantai Vietnam.
Tiongkok kemudian berusaha memperbaiki hubungan dengan Vietnam.
Negara ini mengklaim 90 persen dari Laut Cina Selatan berdasarkan peta kuno yang disebut garis putus-putus sembilan yang cakupannya meliputi wilayah perairan Asia Tenggara.
Malaysia, Brunai dan Taiwan juga terlibat dalam perebutan wilayah yang berpotensi kaya akan kandungan energi yang saat ini menjadi rute perjalanan kapal internasional.