Tepi Barat, CNN Indonesia -- Ekspansi permukiman Israel dinilai telah merugikan industri lokal dan pariwisata Palestina di wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur hingga US$1,4 miliar, atau senilai Rp17 triliun.
Ahli pariwisata Palestina, Fadi Kattan, menjelaskan Israel hanya membangun jalan untuk kepentingan permukiman mereka. Pengembangan wilayah yang tak merata ini menyebabkan pembangunan Palestina terhambat dan membuat Palestina kurang mendapat akses untuk wisatawan.
Kattan melanjutkan, Heordium, lokasi wisata yang menjadi daya tarik utama wilayah tersebut dikelola oleh Otoritas Taman dan Lingkungan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh pendapatan mengalir ke kas Israel, bukan Palestina. Hal serupa juga terjadi di Qumran, dekat Laut Mati dan di Tepi Barat," kata Kattan, seperti ditulis Reuters, Jumat (12/12).
Operator tur Palestina memang tidak mudah menggiring 300 juta potensi wisatawan dari negara-negara Arab, karena akses ketat yang diterapkan Israel.
"Jika dihitung semuanya, kami rugi US 1,4 miliar dalam setahun," kata Kattan.
Kattan memperkirakan, pendapatan warga Palestina yang saat ini mencapai US$460 juta dapat berlipat hingga US$1,8 miliar, jika penduduk Palestina memiliki kendali penuh terhadap wilayah mereka yang diduduki Israel.
Masalah kerugian pariwisata Palestina ini akan selalu muncul mendekati Natal, waktu bagi wisatawan datang berbondong-bondong mengunjungi Bathlehem, untuk merayakan kelahiran, hidup dan kematian Yesus Kristus.
Untuk menyoroti ketegangan yang meningkat di Betlehem dan kota sekitarnya, pejabat Palestina mengajak sekelompok wartawan asing untuk mengelilingi wilayah itu pada pekan ini.
Tak mau kalah, Kementerian Pariwisata Israel juga mengundang wartawan tur untuk mengelilingi Nazaret dan kota-kota Kristen lainnya di Israel pada hari Minggu ini.
Pemerintah Israel bahkan mendirikan Israel Project, yang mengajak para wartawan untuk berwisata gereja selama dua hari penuh.
Ketika wisatawan asing datang ke Betlehem, kota yang hanya berjarak delapan kilometer dari selatan Yerusalem, mereka harus melewati dinding pemisah dan pos pemeriksaan yang dijaga oleh Israel.
Prosedur yang menyulitkan ini membuat wisatawan enggan untuk bermalam dan memperpanjang rencana wisata mereka.
Banyak wisatawan memilih untuk tinggal di Yerusalem dan memotong rencana wisata mereka.
Para pejabat Palestina mengatakan ekspansi permukiman Israel, yang kini berjumlah sekitar 22 permukiman di Bethlehem, terus menyulitkan akses ke tempat wisata, sehingga mendorong wisatawan untuk menjauh.