AL QAIDAH YAMAN

AQAP Salahkan AS Atas Kematian Sandera

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 13:26 WIB
Kelompok al Qaidah di Semenjung Arab, AQAP, menyalahkan presiden Barack Obama bertanggungjawab atas kematian sandera AS karena memilih operasi militer. 
Anggota al Qaidah di Semenajung Arab tampil di rekaman video terbaru yang menyalahkan AS soal pembunuhan dua sandera asing. (Reuters/Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok al Qaidah di Yaman menyalahkan Amerika Serikat atas kematian sandera AS dan Afrika Selatan dalam operasi penyelamatan oleh Pasukan negra itu.

Seorang pejabat kelompok al Qaidah di Sememanjung Arab, AQAP, mengatakan Washington telah berbuat "kebodohan" karena memilih mempergunakan militer daripada perundingan.

"Presiden Barack Obama dan pemerintahnya tahu keadilan tuntutan kami, dan mereka seharusnya bisa berunding mengenai hal itu atau bersikap tulus dalam masalah ini," ujar Nasser bin Ali al-Ansi dalam video yang diunggah ole kelompok Intelijen SITE yang memonitor militan Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski telah mendapat peringatan dari kami untuk tidak berbuat bodoh…dia memilih penyelesaian militer, yang sebelumnya gagal dan sekali lagi gagal."

Luke Somers, wartawan AS, dan Pierre Korkie seorang guru dari Afrika Selatan ditembak oleh penculik ketika terjadi penyerangan di Wadi Abadan, Shabwa yang merupakan salah satu markas kuat al Qaeda.

Penduduk setempat mengatakan serorang perempuan, anak berusia 10 tahun dan seorang ketua al-Qaidah di daerah ini termasuk dalam 11 korban yang tewas dalam tembak-menembak pada Sabtu (6/12) tersebut.

AQAP dipandang Washington sebagai satu cabang kelompok militan global yang paling kejam dan berbahaya.

Amerika Serikat mengerahkan pesawat tanpa awak untuk mengebom kelompok ini selama beberapa tahun dan bekerja sama dengan pemerintah Yaman untuk mencegah para pejuang ini bergerak ke luar daerah terpencil di sebelah selatan dan timur negara itu.

Upaya pembebasan ini merupakan langkah serupa kedua dalam 10 hari dan dilakukan setelah kelompok ini mengultimatum AS untuk memenuhi tuntutan mereka dalam waktu tiga hari.

Dalam rekaman video ini al-Ansi mengecam penahanan seorang ulama Mesir terkenal dan ahli syaraf Pakistan dengan dakwaan terorisme oleh AS, dan mengisyaratkan dia menuntut pembebasan keduanya sebagai imbalan pembebasan Somers.

Al-Ansi mengatakan perundingan pembebasan Korkie pun saat itu sedang berjalan, yang sebagian membenarkan pernyataan kelompok amal Afrika Selatan yang mengatakan sedang mencoba melakukan perundingan mewakili keluarganya.

Amerika Serikat mengatakan bahwa seorang sandera asing berada di lokasi yang sama dengan Somers tetapi tidak mengtahui identitasnya atau upaya pembebasan Korkie yang dilakukan diam-diam itu.

Presiden Obama bersikeras mendukung upaya pembebasan tersebut dengan mengatakan bahwa AS "tidak akan berhenti mempergunakan kemampuan militer, intelijen dan diplomatiknya untuk membawa pulang warga Amerika dengan selamat, di manapun mereka berada".
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER