Brussels, CNN Indonesia -- Uni Eropa sepakat untuk mengajak Bosnia bergabung. Usulan tersebut dilontarkan pemerintah Inggris dan Jerman pada bulan lalu, yang menawarkan dana Uni Eropa kepada Bosnia untuk reformasi kelembagaan.
Langkah tersebut merupakan sebuah inisiatif yang kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, ke Sarajevo.
Sejumlah menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, telah berjanji untuk mendukung rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bisa menjadi titik balik dalam upaya Bosnia Herzegovina untuk bergabung dengan Uni Eropa," kata Mogherini dalam konferensi pers, seperti dilaporkan Reuters, Senin (15/12).
Bosnia merupakan salah satu negara Balkan Barat yang tengah berupaya untuk menjadi anggota Uni Eropa. Namun, upaya tersebut kerap terhambat oleh sistem pembagian kekuasaan yang diatur dalam perjanjian Dayton paska perang periode 1992-1995 yang membagi bekas republik Yugoslavia menjadi dua daerah otonomi.
Kerangka yang diusulkan Jerman dan Inggris meminta Bosnia untuk membuat komitmen tertulis untuk melakukan reformasi kelembagaan di semua tingkatan lembaga negara, sehingga lebih kompatibel dengan Uni Eropa.
Langkah tersebut juga dinilai agar Bosnia dapat melakukan reformasi politik dan ekonomi yang lebih luas dan sejalan dengan tujuan Uni Eropa.
"Pernyataan tertulis dan komitmen tertulis dari presiden dan pimpinan partai akan mulai disusun," ujar Mogherini.
Dengan situasi ekonomi yang rapuh, Bosnia mengandalkan Dana Moneter Internasional untuk memenuhi defisit anggaran.
Uni Eropa berharap dana bantuan daroi Uni Eropa dan dukungan dari 500 juta warga Uni Eropa dapat membantu terciptanya perubahan kelembagaan.
Februari lalu, inersia politik, pengangguran dan korupsi berujung pada kerusuhan sipil di Bosnia. Para pengunjuk rasa membakar gedung-gedung pemerintah di seluruh negeri dalam kekerasan terburuk sejak perang.