Washington, D.C, CNN Indonesia -- James Mitchell, salah satu mantan psikolog Angkatan Udara AS yang merancang metode interogasi kejam CIA mengakui pernah melakukan penyiksaan dengan papan air, atau yang lebih dikenal dengan teknik
waterboading, terhadap sejumlah tersangka teroris, termasuk Khalid Sheikh Mohammed, atau KSM, yang diduga merupakan dalang dari serangan 11 September 2001.
Mitchell mengkonfrmasi rincian spesifik yang disebutkan dalam laporan komite Senat pekan lalu. Namun Mitchell menolak bahwa metode tersebut tidak membuahkan hasil yang sepadan.
"Ya, aku pernah menerapkan waterboarding kepada KSM," kata Mitchell dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi global Vice News, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitchell menjelaskan ketika melakukan penyiksaan terhadap KSM, dia termasuk dalam tim intelijen CIA yang melakukan teknik
waterboarding terhadap beberapa tahanan,
Mitchell dan mantan rekan psikolognya, Bruce Jessen, dikontrak oleh CIA untuk merancang metode interogasi bagi tersangka al-Qaidah yang ditangkap setelah serangan 11 September dan ditahan di penjara rahasia.
Kedua psikolog ini memainkan peran penting dalam menjalankan metode interogasi meskipun tidak memiliki pengalaman sebelumnya sebagai interogator.
Mitchell mengakui terjadi beberapa pelanggaran di beberapa tempat penahanan. Namun, Mitchell bersikeras dia dan Jessen mengajukan keberatan ketika ada metode intergoasi tidak sah digunakan kepada para tahanan.
Dia mengatakan laporan Komite Intelijen Senat telah tebang pilih dalam menyebutkan siapa saja yang terlibar dari metode penyiksaan ini.
Mitchell juga menampik detail laporan intelijen Senat yang menyatakan Mohammed mengalami siksaan waterboarding Muhammad sebanyak 183 kali
"Sebenarnya 83 kali menenggelamkan kepala tahanan ke dalam air yang berlangsung antara 1 hingga 10 detik. Tidak benar laporan Senat yang mengatakan teknik ini berkembang menjadi serangkaian simulasi penenggelaman," kata Mitchell.
Mitchell juga membantah pernyataan laporan Senat bahwa dia dan Jessen mengambil keuntungan sekitar US$81 juta dari kontrak perusahaan mereka dengan CIA dari tahun 2005 hingga 2009.
Dia mengatakan sebagian besar uang tersebut dialokasikan untuk biaya operasional dan gaji karyawan.
"Saya tidak hidup pas-pasan, tapi tidak juga mengambil untung hingga US$81 juta," ujar Mitchell.
Laporan Senat pekan lalu mengatakan Mitchell dan Jessen mendapatkan upah sekitar US$1.800 per hari dari hasil menjalankan metode penyiksaan CIA.
Baca juga:
13 Metode Penyiksaan Fisik dan Mental CIA