Islamabad, CNN Indonesia -- Korban tewas akibat serangan Taliban Pakistan atau TTP di sebuah sekolah di kota Peshawar bertambah menjadi 84 orang.
"Di rumah sakit militer gabungan ada sekitar 60 dan 24 orang tewas di (rumah sakit) Lady Reading," ujar Pervaiz Khattak, pejabat provinsi Khyber Pakhtunkhwa kepada stasiun televisi lokal.
Khattak mengatakan lebih dari 80 korban yang terluka mayoritas adalah anak-anak yang berusia antara 12 hingga 16 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menambahkan bahwa dua penyerang telah dinyatakan tewas, satu di antara mereka meledakkan dirinya sendiri sementara satu yang lain terbunuh oleh pasukan keamanan.
Sejumlah anggota Taliban bersenjata ini menyandera ratusan murid dan guru di dalam gedung sekolah pada Selasa (16/12) dan wartawan kantor berita Reuters yang berada di lokasi melaporkan ia mendengar suara tembakan dari dalam sekolah ketika tentara Pakistan mengepung.
Helikopter militer pun terbang mengelilingi sekolah, sementara sejumlah ambulans datang dan pergi membawa murid-murid yang luka ke rumah sakit.
Para pejabat militer yang juga berada di lokasi mengatakan setidaknya enam orang bersenjata memasuki Sekolah Negeri Angkatan Darat milik militer Pakistan dan diyakin terdapat sekitar 500 murid dan guru di dalam sekolah.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Provinsi Shahram Khan mengatakan dua guru dan seorang pejabat militer tewas ketika 104 orang lainnya terluka, dikutip dari
CNN.
Juru bicara Taliban yang mengatasnamakan dirinya Mohammed Khurrassani mengklaim bahwa enam pembom bunuh diri telah memasuki kompleks sekolah dengan perintah untuk membunuh murid-murid yang lebih tua.
Khurassani mengatakan bahwa serangan ini merupakan pembalasan atas operasi militer Zarb e Azb Khyber-1 dan pembuangan jasad tahanan yang ditangkap.
Selama beberapa bulan, militer Pakistan mengupayakan serangan darat yang bertujuan membersihkan kelompok militan di wilayah perbatasan dengan Afghanistan sehingga mengakibatkan puluhan ribu orang terpaksa mengungsi.
Baca juga:
Taliban Tewaskan 20 Anak di Pakistan