Jenewa, CNN Indonesia -- Pembicaraan bilateral nuklir Iran dengan Amerika Serikat berlangsung dalam situasi yang kondusif, meski terdapat perbedaan pendapat terhadap isu-isu penting seperti soal kapasitas pengayaan uranium dan kapan sanksi ekonomi terhadap Iran harus diangkat.
Pernyataan itu dirilis oleh pejabat Iran pada Selasa (16/12).
AS dan diplomat Iran melangsungkan pertemuan di Jenewa, Swiss selama dua hari sejak Senin (15/12) untuk membuka jalan bagi perundingan yang lebih luas yang melibatkan Iran dan enam negara lain pada Rabu (17/12) di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan itu ditujukan untuk mencapai resolusi setelah 12 tahun kebuntuan atas aspirasi nuklir Iran dan sanksi ekonomi yang telah menyulitkan Iran.
Iran, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris, Tiongkok dan Rusia gagal mencapai kesepakatan pada 24 November lalu, batas waktu yang tadinya ditetapkan.
Tenggat waktu diperpanjang lagi selama tujuh bulan terhitung dari tanggal itu untuk mencapai apa yang mereka sebut sebagai rincian teknis yang rumit.
Pembicaraan sesi pertama pada Senin, "berlangsung lebih dari enam jam dan berlangsung dalam suasana yang baik," kata kepala perunding Iran dan Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.
"Ada diskusi yang rumit atas semua topik, terutama soal sanksi. Saat ini, masalah telah dikerucutkan menjadi sangat kecil. Solusi ada di beberapa kasus dan ada hal lain yang perlu lebih banyak usaha dan diskusi," katanya di televisi negara Iran. "Kami tidak dalam posisi bisa menilai hasil akhir, tapi saya bisa mengatakan suasana sesi ini baik, meskipun ada beberapa perbedaan soal solusi.”
Araghchi mengatakan Teheran akan mengadakan diskusi lebih lanjut dengan Amerika Serikat, musuh Iran sejak Revolusi Islam pada 1979.
Presiden Hassan Rouhani, seorang pragmatis yang memenangi pemilu tahun 2013, memulai kembali diplomasi setelah bertahun-tahun konfrontasi dengan Barat, berjanji pada Senin (16/12) untuk mengatasi oposisi garis keras dan mengamankan kesepakatan nuklir yang menurutnya akan "mengakhiri sanksi yang menindas rakyat Iran".