Los Angeles, CNN Indonesia -- Pengadilan banding di Los Angeles memutuskan sebuah undang-undang yang mengharuskan bintang film dewasa mengenakan kondom, seperti halnya penari erotis mengenakan celana dalam dan
g-string.
Undang-undang ini dinilai tidak melanggar hak Amandemen Pertama terhadap industri pornografi.
Pada November 2012 pemilih di Los Angeles, California memberikan inisiatif suaranya yang dikenal sebagai "Measure B", yang menuntut aktor dalam film dewasa mengenakan kondom ketika bermain film.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan dari Measure B adalah untuk menurunkan penyebaran infeksi menular secara seksual antar pemain dalam industri film dewasa sehingga membendung penularan terhadap populasi umum di mana para aktor itu tinggal, menurut dokumen pengadilan.
Produsen film porno seperti Vivid Entertainment dan Califa Productions menentang undang-undang ini di pengadilan dan menyebutnya sebagai pelanggaran konstitusional terhadap kebebasan berekspresi.
Ketika pengadilan daerah AS berpihak kepada Measure B, produsen industri film ini kemudian mengajukan banding ke pengadilan Ninth Circuit.
Hakim Susan P. Graber menulis kepada mayoritas tiga anggota panel bahwa dirinya juga berpihak kepada pemerintah dan Yayasan Kesehatan AIDS atau AHF untuk mendukung inisiatif tersebut.
"Mandat kondom ini disahkan karena kondom hanya memiliki pertimbangan kecil terhadap ekspresi, sementara kondom merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi angka penularan infeksi penyakit seksual," tulis Graber.
Pada akhir Agustus lalu produksi industri film dewasa di AS menjadi bahan pembicaraan setelah salah satu kelompok perdagangan terbesar dalam industri tersebut, Free Speech Coalition, menyerukan penundaan terhadap pembuatan film mereka karena seorang pemain dewasanya dinyatakan positif HIV.
"Hari ini putusan pengadilan Ninth Circuit merupakan pembenaran terhadap posisi Yayasan Kesehatan Aids," ujar Michael Weinstein, direktur eksekutif AHF, dikutip RT.
"Kami telah berdiskusi tentang hal ini selama bertahun-tahun. Sekarang adalah saatnya penegakan. Saya pikir salah satu hal terpenting yang pengadilan lakukan hari ini adalah bahwa mereka mengungkapkan kepentingan kesehatan publik," ujar Weinstein melanjutkan.
Weinstein mendorong aturan penggunaan kondom di seluruh negara bagian AS, terutama bagi industri film dewasa. Langkah-langkah ini pernah dua kali gagal dalam legislatif California dan terakhir kali terjadi pada Januari lalu.
Kebebasan berekspresiIndustri film dewasa berpendapat bahwa penggunaan kondom dalam seks dapat mengingatkan penonton akan kekhawatiran di dunia nyata seperti kehamilan dan penyakit, sementara tujuan industri mereka adalah agar penonton dapat berfantasi dan melarikan diri dari kekhawatiran tersebut.
Namun, pengadilan banding mengungkapkan bahwa gugatan produsen mengenai pesan tersebut tidak mungkin dapat ditangkap baik oleh publik.
"Seks tanpa kondom bukan ekspresi yang relevan untuk tujuan Amandemen Pertama, tetapi sebaliknya, ekspresi relevan adalah pesan erotis film dewasa pada umumnya,” tulis Graber.
Vivid Entertainment dan Califa Productions mengklaim keputusan ini tidak efektif secara luas karena pembuat film dewasa masih dapat menghasilkan film dengan pemain yang tidak menggunakan kondom.
Tetapi mereka juga berpendapat bahwa Measure B telah secara drastis mengurangi jumlah produksi mereka karena pusat industri film dewasa, terutama di Los Angeles yang tidak mungkin dipindahkan.
Los Angeles Times melaporkan sebanyak lima ribu film dewasa diproduksi di Los Angeles pada 2011.
Ijin yang dikeluarkan untuk produksi hiburan dewasa kemudian turun secara drastis sebesar 90 persen, menurut data yang dikeluarkan oleh Film L.A. Inc, kelompok nirlaba yang menangani ijin film di wilayah tersebut.
Hukum penggunaan celana dalam dan g-stringKeputusan ini dibandingkan dengan hukum yang ditegakkan oleh Mahkamah Agung AS terhadap klub striptis.
"Tuntutan bagi aktor di dalam film dewasa untuk mengenakan kondom ketika melakukan hubungan seksual mungkin memiliki beberapa efek minimal terhadap pesan erotis dalam film, tetapi efek ini tidak lebih besar jika dibandingkan dengan efek celana dalam dan
g-string pada pesan erotis penari telanjang," tulis Graber.
Pada 2000 lalu Mahkamah Agung memutuskan pelarangan terkait ketelanjangan publik sehingga menuntut para penari erotis untuk memakai setidaknya celana dalam dan
g-string ketika menari dan undang-undang ini tidak melanggar Amandemen Pertama.
Selain itu, pengadilan Ninth Circuit juga menegakkan tuntutan yang serupa dengan meminta para penari telanjang menjaga jarak sejauh dua kaki dari pelanggannya selama pertunjukan mereka.