Lebih dari 230 Jenazah Korban ISIS Ditemukan

Damaskus, CNN Indonesia -- Lebih dari 230 jenazah yang diduga dibunuh oleh kelompok militan ISIS ditemukan di sebuah pemakaman massal di timur provinsi Deir al-Zor, Suriah.

Menurut organisasi HAM Observatory for Human Rights, jenazah tersebut diduga adalah anggota suku al-Sheitaat, salah satu kelompok suku yang berjuang melawan ISIS.

Ditemukannya jenazah ini menambah daftar panjang anggota Sheitaat yang tewas di tangan ISIS. Saat ini, jumlah korban dari suku Sheitaat mencapai lebih dari 900 orang.

Omar Abu Layla, juru bicara dari kelompok pemberontak Pembebasan Suriah menyatakan suku Sheitaat menemukan pemakaman massal ini ketika mereka kembali ke rumah mereka. ISIS, yang juga dikenal dengan Daesh dalam bahasa Arab, telah menginjinkan suku Sheitaat untuk kembali menempati rumah mereka.

"Ini adalah pesan dari Daesh (ISIS), bahwa jika ada upaya balas dendam, nasib Anda akan sama dengan kerabat Anda yang sudah terkubur, " kata Layla, seperti ditulis Reuters, Rabu (17/12).

Sebuah foto yang diperlihatkan oleh Abu Layla dan aktivis media sosial lainnya memperlihatkan kuburan massal berselimut batu dan pasir, di mana potongan tubuh telah membusuk dan tulang tertutup debu dan kotoran.

Kelompok militan ISIS mengusai hampir seluruh daerah, kecuali beberapa daerah di provinsi Deir al-Zor, yang berbatasan dengan Irak.

Ladang minyak provinsi ini telah menjadi sumber utama pendapatan bagi ISIS, namun posisi ISIS semakin terdesak dengan serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat sejak September lalu.

Pada bulan Agustus, para aktivis HAM menyatakan ISIS telah membunuh sekitar 700 anggota suku Sheitaat, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dalam pertempuran merebutkan dua ladang minyak.

Jenazah yang ditemukan di pemakaman massal tersebut diyakini tewas pada waktu yang sama. Mereka diperkirakan tewas dengan cara dipenggal.

Populasi suku Sheitaat di Provinsi Deir al-Zor mencapai sekitar 70 ribu warga.

Kelompok ISIS kini tengah bertempur dengan militer Suriah di bawah pimpinan Presiden Suriah Bashar al - Assad, memperebutkan pangkalan udara militer di dekat kota Deir al-Zor, yang merupakan salah satu benteng terakhir pemerintah di sebelah timur negara itu.