KEJAHATAN SIBER

Korea Utara Punya 1.800 Peretas

CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2014 03:54 WIB
Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia, namun bisnis peretasan di negara ini tumbuh subur, hingga diperkirakan terdapat sekitar 1.800 peretas.
Serangan siber dari Korea Utara ke Korea Selatan paling terbesar dikenal sebagai serangan 'Dark Seoul', yaitu serangkaian peretasan pada periode Maret hingga Juni 2013. (Getty Images/Thinkstock)
Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia, dengan perkembangan industri teknologi yang tak menonjol. Namun dibalik itu, bisnis peretasan di negara ini tumbuh subur, hingga diperkirakan terdapat sekitar 1.800 peretas.

Jang Se-yul, seorang pembelot yang pernah bekerja sebagai ahli komputer untuk pemerintah Korea Utara tujuh tahun lalu menyatakan jaringan bisnis peretasan di Korea Utara sangat luas dan sangat rahasia. Para peretas bekerja untuk sebuah kelompok rahasia, yang disebut Biro 121.

"Misi utama Biro 121 adalah untuk meretas jaringan internet negara lain yang dianggap sebagai musuh," kata Jang kepada CNN, Kamis (18/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jang, aksi peretasan di negara-negara Asia Timur merupakan tindakan yang lebih berbahaya, dari meluncurkan senjata nuklir, yang berujung pada kecaman masyarakat dunia dan penjatuhan sanksi.

"Kejahatan siber, adalah perang dalam diam yang sudah dimulai, tanpa harus melepaskan sebutir peluru," kata Jang, yang merupakan lulusan dari University of Automation, jurusan ilmu komputer.

Lalu, bagaimana negara dengan kondisi ekonomi yang miskin dan dengan sumber daya yang terbatas dapat membuat jaringan peretasan yang begitu besar?

"Meningkatkan agen peretas terbilang cukup murah," kata Jang yang hingga kini masih berhubungan dengan setidaknya satu anggota Biro 121.

"Dunia memiliki pandangan yang salah kepada Korea Utara, sehingga Korea Utara berhasil meningkatkan kemampuannya untuk meluncurkan serangan siber," kata Jang yang pernah bekerja di pelayanan informasi untuk pemerintah Korea Utara sebelum membelot.

Pengakuan Jang ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang tak ingin teridentifikasi. Pejabat tersebut menyatakan Biro 121 adalah dalang dari berbagai serangan siber yang bersumber dari Korea Utara.

Korea Selatan telah berulang kali menuduh Korea Utara atas sejumlah serangan siber, termasuk insiden peretasan pada tahun 2010 dan 2012 yang menargetkan bank dan perusahaan media Korea Selatan perusahaan.

Serangan siber paling terbesar dikenal sebagai serangan 'Dark Seoul', yaitu serangkaian peretasan pada periode Maret hingga Juni 2013. Lebih dari 48 ribu komputer diretas dan terinfeksi virus yang yang memperlambat atau mematikan sistem komputer.

Kemampuan peretasan Korea Utara ini menjadi pembicaraan global belakangan ini, menyusul aksi peretasan besar-besaran terhadap jaringan komputer studio Hollywood, Sony Picture Entertainment, yang berujung pada pembatalan rilis film The Interview di seluruh dunia.

Baca juga: The Interview Batal Dirilis di Bioskop

Meskipun belum ada kepastian apakah Korea Utara merupakan dalang dari peretasan Sony, kantor berita KCNA telah mengindikasikan keterkaitan negara ini atas insiden peretasan.

"Peretasan jaringan komputer Sony bisa jadi dilakukan oleh para pendukung dan simpatisan Republik Demokratik Rakyat Korea," tulis KCNA.

Namun, pemerintah Korea Utara membantah tuduhan tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER