Beijing, CNN Indonesia -- Pemimpin Tibet di pengasingan, Dalai Lama, dari waktu ke waktu semakin tidak mendapat perhatian dari Barat di tengah isu soal tidak ada yang meneruskan gelarnya jika ia meninggal, kata seorang pejabat Tiongkok kepada media pemerintah.
Buddha Tibet percaya bahwa jiwa seorang lama senior akan bereinkarnasi dalam tubuh seorang anak pada kematiannya. Tiongkok mengatakan tradisi harus diteruskan dan Dalai Lama berikutnya harus disetujui.
Namun Dalai Lama, yang memenangkan Nobel perdamaian, dalam sepekan ini mengatakan beberapa kali bahwa gelarnya bisa saja berakhir jika ia meninggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zhu Weiqun, ketua komite urusan etnis dan agama dari badan penasehat parlemen Tiongkok, mengatakan negara kepada media Tiongkok Global Times pada Jumat (19/12) bahwa Dalai Lama tidak punya hak untuk mempermainkan tradisi yang sudah lama terbentuk.
“Hanya pemerintah pusat yang dapat memutuskan untuk meneruskan, atau menyingkirkan, keturunan Dalai Lama dan Dalai Lama yang ke-14 tidak berhak untuk menentukan," kata Zhu.
Dalai Lama telah mengalami banyak kemunduran dalam beberapa tahun terakhir sementara daerah Tibet mempertahankan stabilitas mereka, kata Zhu, yang terlibat aktif di masa lalu dalam upaya Beijing untuk berbicara dengan perwakilan Dalai Lama, namun gagal.
"Pada saat yang sama, perhatian opini publik di Barat untuk Dalai Lama akan menurun dari hari ke hari," tambahnya.
"Dalai Lama juga tidak memiliki ide-ide bagus. Yang bisa dia lakukan hanyalah menggunakan gelar agamanya untuk menulis tentang kelanjutan gelarnya untuk mendapat perhatian dari luar negeri,” kata Zhu.
Tibet, bersama dengan Xinjiang, adalah daerah yang paling sensitif di Tiongkok yang mendapat perhatian dunia karena catatan pelanggaran HAM.
Tibet, khususnya, adalah sesuatu yang emosional bagi Barat, yang mendukung penuh Dalai Lama.
Sementara Zhu dikenal karena sikap garis kerasnya terhadap Tibet. Pada Februari , ia menulis bahwa Tiongkok punya waktu di sisi mereka untuk memenangkan Tibet dan Xinjiang ketimbang negara Barat.
Pasukan Komunis Tiongkok menginvasi Tibet pada 1950. Tiongkok mengatakan Tibet ”membebaskan dengan damai" wilayah pegunungan terpencil yang terperosok dalam kemiskinan, eksploitasi dan stagnasi ekonomi itu.
Rakyat Tibet di pengasingan dan kelompok hak asasi mengatakan Tiongkok menginjak-injak budaya yang unik di wilayah Tibet dan tidak menghormati rakyatnya.
Dalai Lama melarikan diri ke India pada 1959 setelah pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan Tiongkok.