KESALAHAN MEDIA

Rolling Stones Minta Artikel Perkosaan Dikaji

CNN Indonesia
Selasa, 23 Des 2014 00:03 WIB
Majalah musik Rolling Stones meminta sekolah jurnalistik Universitas Columbia mengkaji proses editorial penerbitan artikel perkosaan bergilir yang dikecam 
Majalah Rolling Stones menerbitkan artikel pemerkosaan bergilir yang dikecam karena mengandung kesalahan dalam membeberkan fakta. (Getty Images/Charles Gallay)
Virginia, CNN Indonesia -- Majalah Rolling Stone memento sekolah Jurnalistik Universitas Columbia untuk menyelidiki artikel mengenai pemerkosaan bergilir di satu universitas yang dikecam banyak pihak.

Dalam langkah yang jarang dilakukan oleh satu penerbit, majalah musik ini akan meminta sekolah jurnalistik tersebut membuat kajian independen terkait penangangan majalah itu terhadap artikel yang dianggap mengandung kesalahan editorial dan kesalahan fakta.

"Rolling Stones sepakat untuk menerbitkan laporan kami secara keseluruhan, tanpa diedit, di situsnya, dan bagian kutipan penting laporan di edisi cetak," bunyi pernyataan tertulis Sekolah Jurnalistik Columbia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artikel sepanjang sembilan ribu kata ini berisi dugaan serangan seksual terhadap seorang perempuan di rumah persaudaraan mahasiswa Phi Kappa Psi pada 2012 dan kegagalan Universitas of Virginia mengambil tindakan.

Universitas ini menghentukan seluruh kegiatan persaudaraan mahasiswa setelah artikel ini diterbitkan.

Akan tetapi artikel itu menyebabkan kemarahan di universitas tersebut dan menimbulkan kembali kekhawatiran akan serangan seksual di kampus-kampus, tetapi sejumlah elemen artikel ini dibedah dan kemudian dikritik di media.

Pada 5 Desember Rolling Stones mengatakan salah mempercayai penuduh, yang diidentifikasi sebagai Jackie.

Namun, majalah ini kemudian memperbaiki pernyataan itu dengan mengatakan masalah yang ada bukan karena kesalahan perempuan yang diduga menjadi korban tersebut.

Media-media AS melaporkan bahwa penerbit Rolling Stones Jann Wenner mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa pihaknya meminta Universitas Columbia mengkaji "proses editorial sebelum artikel tersebut diterbitkan."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER