Washington, CNN Indonesia -- Satu perusahaan yang mengamati infrastruktur internet mengatakan bahwa Korea Utara mengalami masalah dengan internet yang membut negara ini tidak memiliki hubungan internet sama sekali.
"Dalam 24 jam terakhir hubungan internet di Korea Utara ke dunia luar terus menurun hingga pada akhirnya sama sekali terputus," ujar Dough Madory, direktur analisis internet Dyn Research yang berbasis di New Hampshire, Amerika Serikat
"Penyebabnya bisa sangat mudah - router mereka mungkin mengalami masalah pirnati lukan; ini mungkin terjadi. Biasa juga ada sejumlah pihak yang melakukan serangan siber terhadap Korea Utara dan mereka kini tidak bisa masuk ke dunia maya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (19/20) Presiden Barack Obama bertekad untuk membalas serangan siber besar-besaran terhadap Sony Pictures "di tempat dan waktu dan bentuk yang kita tentukan."
Washington menuduh Korea Utara berada di balik serangan siber ke Sony ini.
Sejumlah pejabat AS yang dekat dengan penyelidikan pada saerangan ke Sony mengatakan pemerintah AS tidak mengetahui penyebab matinya internet di Korea Utara dan tidak terlibat dalam aksi serangan siber terhadap Pyongyang.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan dalam pertemuan rutin bahwa dia tidak bisa mengkonfirmasi Korea Utara tidak memiliki akses ke internet karena serangan siber.
"Kami tidak akan membicarakan…secara terbuka, rincian operasional mengenai opsi-opsi balasan yang mungin ada, dan tidak akan mengomentasi laporan-laporan seperti itu kecuali mengatakan bahwa kami akan melaksanakan balasan kami, yang sebagian bisa terlihat jelas dan sebagian lagi tertutup," ujarnya.
Ketidakstabilan itu terjadi di penghubung utama Korea Utara, yang melewati kota Shyengyang, Tiongkok.
Doug Madory mengatakan hubungan internet Korea Utara biasanya stabil, meski pernah menjadi sasaran serangan sebelumnya termasuk dalam periode peningkatan ketegangan dengan Korea Selatan pada 2013.
Dia mengatakan ada banyak pemain, termasuk peretas remaja, yang bisa melakukan serangan DoS atau distributed denial of serviceke jaringan komputer Korea Utara.
Dan jika serangan DoS itu benar-benar terjadi "hanya negara besar yang bisa melakukannya."
Serangan DoS sebenarnya serangan siber sederhana, dimana satu jaringan komputer yang menjadi sasaran dihujani dengan lalu lintas sehingga jaringan itu tidak bisa dipergunakan sementara.
Masalah internet Korea Utara pertama kali dilaporkan oleh blog: https://www.northkoreatech.org.
Korea Utara menyangkal bertanggungjawab atas serangan siber ke Sony dan bertekad untuk balik memukul atas balasan AS dengan mengancam Gedung Putih dan Pentagon.
Pyongyang meminta penyelidikan bersama atas kasus serangan Sony, tetapi dutabesar AS untuk PBB mengatakan ajakan itu "tidak masuk akal."
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan ancaman terhadap Gedung Putih dan Pentagon: "Kami tidak memiliki informasi ancaman yang bisa dipercaya yang bisa mendukung laporan-laporan tersebut."
"Sudah barang tentu, kami menganggap setiap ancaman pada warga AS, perusahaan AS serius, apapun bentuk ancamannya," kata Harf.
Para peretas di balik serangan siber ke Sony Pictures mengatakan marah dengan film komedi produksi perusahaan itu yang berkisah soal pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Studio film ini menarik film itu dari distribusi setelah jaringan bioskop AS menolak memutar film tersebut.
Secara terpisah, sistem komputer di operator pembangkit listrik nuklir Korea Selatan telah diretas yang meningkatkan kekhawatiran akan keamanan di sekitar fasilitas nuklir ini.