EKONOMI RUSIA

Putin: Tahan Kenaikan Harga Vodka

CNN Indonesia
Rabu, 24 Des 2014 23:08 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pemerintahnya menghentikan kenaikan harga vodka untuk mencegah warga mengkonsumsi alkohol oplosan yang berbahaya. 
Presiden Putin berusaha mempertahankan popularitasnya dengan menahan harga vodka yang digemari warga Rusia. (ilustrasi/Getty Images/Pixabay/kbatx)
Moskow, CNN Indonesia -- Presiden Vladimir Putin memerintahkan pemerintahnya untuk mengatasi kenaikan harga vodka sebagai upaya mempertahankan popularitasnya di tengah krisis ekonomi Rusia.

Dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah dan gubernur provinsi pada Rabu (24/12), Putin mengatakan harga vodka yang mahal akan mendorong menjamurnya produksi minuman beralkohol oplosan yang memiliki risiko lebih tinggi pada kesehatan masyarakatn dibandingkan alkohol yang dibuat secara legal.

Rusia menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak 1998, ketika negara ini merendahkan nilai tukar rubel dan gagal membayar hutang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Popularitas Putin sebagian disebabkan oleh reputasinya menciptakan kemakmuran dan stabilitas.

"Kenaikan harga Vodka yang luar biasa hanya akan menyebabkan peningkatan minumah alkohol oplosan," ujar Putin, yang terkenal dengan gaya hidup sehatnya.

"Saya berpendapat badan-badan terkait harus memikirkan hal ini."

Satu studi yang dilakukan oleh sejumlah universitas internasional tahun lalu, seperempat pria Rusia meninggal sebelum mencapai usia pertengahan 50 tahun, dan penyebabnya antara lain adalah kegemaran mengkonsumsi minuman beralkohol, terutama vodka.

Harga jual minimum setengah liter vodka yang diatur pemerintah naik sekitar 30 persen sejak tahun lalu menjadi US$4.

Rusia sedang memperketat peraturan bagi penghasil vodka dan bir seperti perusahaan Rusia Synergi, CEDC dari Polandia dan Carlsberg dari Denmark.

Perekenomian Rusia diperkirkan akan memasuki resesi pada 2015 karena penurunan harga minyak dan sanksi negara-negara Barat akibat krisi Ukraina.

Sementara itu, inflasi tahunan diperkirakan akan di atas 10 persen tahun ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER