SATU DEKADE TSUNAMI

Hampir 400 Korban Tsunami di Thailand Belum Teridentifikasi

CNN Indonesia
Jumat, 26 Des 2014 10:47 WIB
Hingga sepuluh tahun setelah tsunami mengguncang wilayah Asia Tenggara, masih sekitar 400 korban tsunami Thailand belum teridentifikasi
Satu dekade setelah tsunami, otoritas Thailand masih menyimpan barang-barang peninggalan korban yang belum diklaim oleh keluarganya. (Reuters/Damir Sagolj)
Bangkok, CNN Indonesia -- Hampir 400 jasad korban tsunami di Samudra India belum teridentifikasi selama sepuluh tahun, kepolisian Thailand pun membuka sedikit harapan untuk memungut informasi baru dari pembukaan kontainer kargo yang memuat barang-barang pribadi yang belum diklaim.

Jam tangan, kalung emas tebal dengan liontin Buddha, dompet koin cenderamata Mesir dan sejumlah uang tunai US$1.800 dikeluarkan dari kotak kardus dan tas barang bukti kepolisan yang disimpan di dalam kontainer dan belum dibuka sejak 2011 lalu.

Kontainer berukuran tiga kali 12 meter ini diberikan ke berbagai kepolisian Thailand setelah bencana besar 2004 silam yang menewaskan setidaknya 226 ribu di 14 negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh kontainer ini kemudian diserahkan kepada kepolisian daerah Takua Pa di Thailand selatan pada 2011. Namun, kepolisian Takua Pa tidak pernah melihat isi kontainer tersebut hingga baru-baru ini.

Setelah diminta oleh Reuters, mereka membuka kontainer menjelang peringatan 10 tahun tsunami 26 Desember yang berisi barang-barang yang, menurut peraturan resmi, akan dilelang.

Awalnya mereka percaya bahwa kontainer ini berisi barang-barang korban yang belum teridentifikasi. Setelah menemukan di antara beberapa barang tersebut ada kartu identitas dan kartu kredit, mungkin barang-barang ini dapat diklaim oleh kerabat korban.

"Saya sedikit terkejut dengan banyaknya barang-barang berharga ini," ujar Letnan Kolonel Voravit Yamaree dari kepolisian daerah Takua Pa ketika sedang mengamati barang-barang tersebut di meja putih bersama timnya.

"Saya kira karena semua orang terlalu sibuk berpusat pada identifikasi jenasah korban, mungkin mereka lupa dengan ini," ujarnya melanjutkan.
Sesuai aturan, barang-barang peninggalan korban tsunami ini akan dilelang. (Reuters/Damir Sagolj)

Tsunami di Thailand menewaskan setidaknya 5.395 orang dan 2.932 lainnya hilang, termasuk dua ribu turis asing, ketika gelombang besar setinggi beberapa meter menghantam penginapan-penginapan dan desa nelayan di pesisir pantai Laut Andaman di Thailand selatan.

Sebagai akibat dari tsunami, ahli forensik dari 39 negara berkumpul di Phang Nga untuk mengidentifikasi jenasah.

Sekitar 80 persen korban Thailand yang tewas berada di Phang Nga.

Tim Identifikasi Korban Tsunami Thailand dianggap sebagai salah satu proyek terbesar dan tersukses karena berhasil mengidentifikasi nama dan juga wajah ribuan turis asing, warga Thailand dan pekerja migran yang tewas akibat bencana tersebut.

Jumlah, bukan nama

Setelah 10 tahun bencana paling dahsyat dalam sejarah kemanusiaan terjadi, sekitar 400 jasad belum diklaim, 369 di antaranya masih belum teridentifikasi sementara sisanya ada di peti mati logam yang ditandai dengan kode nomor.

Pada empat tahun terakhir, hanya 24 jasad yang diklaim. Menurut laporan, semua kecuali satu adalah warga Thailand.

Di Ban Nam Khem, desa nelayan yang tenang di penghujung utara Phang Nga, tsunami menewaskan 661 orang dan 765 orang hilang.

Salah satu warga Ban Nam Khem, Hin Chan Ngern kehilangan lima anggota keluarganya karena tsunami, yaitu istrinya, saudara laki-lakinya dan tiga anak perempuannya.

Dalam tiga tahun setelah tsunami, empat jasad telah ditemukan, namun jasad putri sulungnya masih belum ditemukan.

"Kami menyediakan semua informasi, catatan gigi, jaringan dan contoh DNA, tetapi mereka belum bisa menemukannya. Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan lagi," ujar Hin sambil duduk menunjukkan foto putrinya yang masih hilang akibat tsunami.
Saya kira karena semua orang terlalu sibuk berpusat pada identifikasi jenasah korban, mungkin mereka lupa dengan iniVoravit Yamaree, polisi Takua Pa

Jasad yang belum teridentifikasi dan diklaim semuanya terdapat di pemakaman di desa Bang Maruan, sebelah selatan Takua Pa.

Pemakaman dengan plakat logam di pintu gerbang bertuliskan daftar negara-negara yang terlibat dalam proyek ini seringkali ditumbuhi oleh rerumputan liar.

Menurut pengawas dari Badan Forensik Kepolisian, Kolonel Yuthapong Intaraphone, pihaknya telah mengidentifikasi 26 warga Thailand dan 26 warga Burma dari jasad yang berada di sana, namun keluarga mereka belum datang untuk mengklaim jasad tersebut.

"Ini akan membuat mereka (kerabat pekerja migran Burma) membayar satu dekade tabungan mereka untuk datang ke Thailand dan mengklaim jasad tersebut," ujar Yutaphong saat diwawancarai di Pusat Identifikasi Korban Bencana di Bangkok.

Apa yang terjadi sekarang dengan barang-barang pribadi yang telah disimpan di dalam kontainer selama bertahun-tahun ini masih belum diketahui, meskipun kantor kepolisian Bangkok telah membuat panggilan.

Jika barang-barang di kontainer ini tidak dilelang, kesempatan keluarga korban untuk mengklaim barang-barang milik kerabat yang mereka cintai tersebut menjadi kecil karena kotak-kotak ini berisi barang-barang yang kurang bermutu.

"Kami memiliki catatan dengan daftar kode nomor di setiap kotak, tetapi agak sulit untuk memeriksa sebagian nomor karena sudah memudar," ujar Voravit.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER