Mogadishu, CNN Indonesia -- Delapan orang Islamis bersenjata berhasil memasuki markas Uni Afrika di Mogadishu dan menembak mati tiga tentara penjaga perdamaian dan satu kontraktor sipil.
Misi Uni Afrika di Somalia mengatakan serangan terjadi pada Kamis (25/12).
Kelompok militan Somalia al Shabaab menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang terjadi selama beberapa jam ini, dan mengklaim menewaskan 14 tentara penjaga perdamaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saksi mata melaporkan mendengar ledakan bom dan tembak menembak sepanjang hari.
"Kami menyerang musuh ketika mereka merayakan Natal," ujar Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer al Shabaab, kepada kantor berita Reuters.
Kelompok yang beraliansi dengan al Qaidah ini ingin menjatuhkan pemerintah Somalia yang didukung negara-negara barat dan menggambarkan tentara Uni Afrika sebagai "musuh Kristen".
Kelompok ini juga ingin menerapkan sharia Islam yang ketat di negara tersebut.
Serangan ini memperlihatkan kemmapuan al Shabaab melakukan serangan tingkat tinggi di ibukota meski kelompok ini kehilangan kendali di daerah pedesaan ketika pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika melancarkan dua serangan besar-besaran tahun ini.
"Teroris, yang sebagian menyamar dengan mengenakan seragan Tentara Nasional Militer, berhasil masuk ke kamp pada jam makan siang dan berupaya memasuki ke bagian infrastruktur penting. Lima dari pelaku tewas dan tiga lainnya berhasil ditangkap," tulis misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia, AMISOM, dalam pernyataan.
AMISOM tidal menyebut kebangsaan penjaga perdamaian dan kontraktor sipil yang tewas dalam serangan itu.
Markas Uni Afrika Halane terletak di sebelah kompleks bandara internasional Mogadishu, yang juga menjadi lokasi markas operasi PBB di Somalia dan kedutaan besar Inggris dan Italia.
Kompleks ini dijaga ketak dengan pagar anti ledakan.
Para diplomat Barat yang sedang merayakan Hari Natal di bawah cuaca panas dievakuasi ke benteng bawah tanah hingga pertempuran selesai.
Alem Siddique, juru bicara PBB di Somalia, mengatakan seluruh staf badan dunia itu selamat.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menyebut serangan itu sebagai "aksi teroris pengecut", dan mengatakan Amerika Serikat mendukung rakyat Somalia, Misi Uni Afrika di Somalia dan pasukan keamanan Soamia dalam upaya mengalahkan al-Shabaab tidak akan berhenti.
Al Shabaab dipukul mundur dari Mogadishu pada 2011 tetapi masih menguasai sebagian besar wilayah pedesaan di Somalia selatan dan tengah.
Tahun ini kelompok itu kehilangan kendali di kota-kota penting seperti kota Barawe, ketika AMISOM melancarkan serangan.