Mogadishu, CNN Indonesia -- Seorang pemimpin al Shabaab, kelompok Islamis Somalia, yang menjadi buron AS dengan hadiah US$ 3 juta, telah menyerahkan diri.
"Pemimpin al Shabaab Zakariya Ismael telah menyerahkan diri kepada pasukan pemerintah di El Wak, wilayah Gedi. Dia akan diterbangkan ke Mogadishu besok," ujar seorang pejabat senior pemerintah kepada Reuters pada Sabtu (27/12)
Stasiun radio milik pemerintah Radio Muqdisho juga melaporkan penyerahan diri Zakariya ini dan menyebutnya sebagai "sekretaris genjeral (departemen) keuangan al Shabaab",
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun laporan ini tidak menyebutkan alasan penyerahan diri Zakariya ini.
Jika benar, penyerahan diri Zakariya akan menjadi pukulan kedua bagi kepemimpinan al Shabaab karena pada September pemimpin utama al Shabaab, Ahmed Abdi Godane, tewas dalam serangan pesawat tanpa awak AS.
Zakariya Ismael Ahmed Hersi adalah satu dari tujuh pemimpin al Shabaab yang menjadi buron Amerika Serikat dan pada 2012 Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah US$ 3 juta untuk informasi ketujuh orang itu agar bisa ditangkap.
Seorang anggota senior tim media al Shabaab mengatakan Zakariya telah keluar dari kelompok itu dua tahun lalu.
"Pemerintah membesar-besarkan cerita ini untuk menutupi serangan ke markas Uni Afrika baru-baru ini," ujar pejabat al Shabaab kepada kantor berita Reuters melalui telepon yang merujuk pada serangan ke markas Uni Afrika di Mogadishu minggu ini.
"(Hersi) tidak berdampak pada al shabaab karena dia bukan anggota."
Pada September, pemerintah Somalia menawarkan amnesti kepada anggota al Shabaab, tetapi para pemimpin tingginya tidak menyambut tawaran itu.
Kelompok yang beraliansi dengan al Qaidah ini ingin menyingkirkan pemerintah Somalia yang didukung Barat dan menerapkan shariah Islam yang keras.
Meski al Shabaab masih mengendalikan sebagian besar wilayah pedesaan di Somalia tengah dan selatan, kelompok ini kehilangan sejumlah kota penting ketika pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika dan Tentara Nasional Somalia melancarkan dua serangan besar-besaran.
Akan tetapi, kelompok ini terus melakukan serangan sporadis di Somalia dan Kenya, dimana ratusan orang tewas dalam 18 bulan terakhir.