Canberra, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, DFAT, memperbarui imbauan perjalanan (Travel Advice) di Indonesia menyusul tingkat ancaman terorisme yang meningkat di beberapa kota, termasuk Surabaya.
Diberitakan ABC Australia, DFAT, meminta warganya untuk meningkat kewaspadaan di Indonesia, terutama di Bali, menyusul ancaman serangan teroris yang meningkat.
Peringatan Australia ini menyusul langkah serupa dari Amerika Serikat yang mengeluarkan
peringatan berkunjung ke Surabaya, terkait ancaman penyerangan ke hotel dan bank milik AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Australia melalui situs Smart Traveller pemerintah mengeluarkan peringatan baru untuk Surabaya setelah peringatan AS tersebut keluar.
Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan terorisme adalah masalah keamanan nasional terbesar bagi Australia dan mereka terus mengawasi perkembangan isu ini di Indonesia.
Australia, kata Bishop, bekerja sama erat dengan aparat di Indonesia mengenai ancaman ini. Dia meminta warga Australia membaca imbauan berkunjung dari pemerintah dan mengawasi peristiwa yang terjadi di Indonesia.
"Kami telah mengalami insiden di masa lalu di mana warga Australia terbunuh. Saya menyarankan jika warga Australia memiliki masalah, segera menelepon jalur hotline atau berhubungan dengan konsulat kami di Bali atau di seluruh Indonesia," kata Bishop.
Dalam imbauannya, DFAT juga memperingatkan bahwa petugas imigrasi Indonesia kemungkinan tidak akan memperbolehkan masuk warga Australia yang memiliki catatan kriminal.
Pemerintah Australia mengimbau warganya mempertimbangkan kembali untuk berkunjung ke wilayah-wilayah di Indonesia yang pernah terjadi konflik separatis atau serangan teroris.
Menyusul peringatan keamanan AS terhadap Surabaya, Walikota Tri Risma Harini menegaskan bahwa kota tersebut aman dari ancaman. Namun Polda Jatim telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan pengamanan terhadap objek-objek vital yang berbau Amerika Serikat di wilayah itu.