Paris, CNN Indonesia -- Usai insiden penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo yang disusul dengan baku tembak di Montrouge dan ledakan di kota Villefrance-sur- Saone, warga Perancis diselimuti suasana duka. Pada hari pertama dari tiga hari berkabung yang ditetapkan pemerintah, warga Perancis menghentikan aktivitas untuk mengheningkan cipta selama satu menit tepat pada pukul 12 siang waktu setempat.
"Kami
shock. Mengheningkan cipta itu tanda duka kami atas insiden ini," kata Rizal Halim, warga Indonesia, yang tinggal di Perancis selama 17 tahun, ketika dihubungi CNN Indonesia, pada Kamis (8/1).
Hujan yang sempat mengguyur kota Paris pada siang ini, seakan menandakan duka mendalam yang dirasakan warganya, paska serentetan serangan yang menimpa Perancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa warga masih takut untuk keluar. Namun tadi saya lihat metro dan bus masih dipenuhi penumpang," kata Rizal yang berprofesi sebagai pegawai bagian pemasaran di sebuah perusahaan swasta ini.
Rizal sendiri mengaku tidak takut untuk beraktivitas seperti biasa. Sejak pukul 9 pagi waktu setempat, Rizal sudah beraktivitas keluar rumahnya.
Rizal menyatakan pengamanan petugas keamanan di pusat kota Paris, tidak terlihat di ruang-ruang publik, hanya terdapat di beberapa tempat dekat lokasi kejadian serangan dan di rumah-rumah ibadah.
Rizal melanjutkan warga Perancis berencana untuk kembali menggelar aksi duka pada Sabtu mendatang, di beberapa penjuru kota.
Menurut Rizal, serangan penembakan yang kerap dikaitkan oleh kelompok ekstremis Islam, bisa saja memicu sentimen anti-Islam. Namun, Rizal menilai warga Perancis cukup pintar untuk mengetahui bahwa aksi ini dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan bukan representasi Islam secara keseluruhan.
Namun, Rizal tidak menampik bahwa insiden ini akan digunakan sebagai manuver politik oleh kelompok sayap kanan Perancis, seperti Front Nasional yang dipimpin oleh Marie Le Pen.
"Ada indikasi ke sana, bahwa
National Front akan menggunakan isu ini untuk mencoba membatasi imigran," kata Rizal.
Perancis menerapkan hari berkabung selama tiga hari semenjak insiden penembakan di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo. Majalah yang terkenal dengan kartun yang kerap menyinggung berbagai agama ini diserang tiga orang bersenjata pada Rabu (7/1).
Di sejumlah lokasi di Paris, bendera tiga warna Perancis dikibarkan setengah tiang, dan berbalut pita hitam.
Seorang pelaku penembakan di kantor Charlie Hebdo, Hamyd Mourad yang berusia 18 tahun telah menyerahkan diri ke kantor polisi Charleville-Mezieres di Ardennes.
Namun, dua tersangka utama adalah Said Kouachi, 34 tahun, dan Cherif Kouachi, 32 tahun, masih diburu polisi hingga saat ini.
Sebanyak tujuh orang telah ditangkap. Sumber dari pihak kepolisian mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditangkap adalah kenalan dari dua tersangka utama.
Sehari setelah penembakan Charlie Hebdo, warga Perancis kembali dikejutkan dengan baku tembak pecah di Montrouge, Paris selatan, Kamis (8/1). Insiden ini mengakibatkan seorang polisi wanita tewas.
Dalam insiden terpisah, serangan bom terjadi di sebuah toko kebab yang terletak di sebelah masjid di kota pusat Villefrance-sur- Saone. Media setempat mengatakan insiden ini tidak mengakibatkan korban jiwa maupun luka.
(ama)