Paris, CNN Indonesia -- Seorang saksi mata penembakan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Perancis, mengisahkan kengeriaan saat para pelaku menembak hingga tewas para korbannya.
Martin Boudout, salah satu saksi mata, mengatakan saat itu dia tengah berjalan menuju kantornya saat seorang kawan mengatakan ada dua pria membawa senapan AK-47 yang mencoba masuk ke kantor Charlie Hebdo.
Tidak lama kemudian, terjadi penembakan yang menewaskan 12 orang dan melukai 10 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendengar tembakan pertama dan ada tembakan dan tembakan lagi, selama lima atau enam menit. Lalu ada teriakan," kata Boudot dalam wawancara dengan Anderson Cooper dari
CNN.
Bersama kawannya, Boudot lalu lari ke atap untuk menghindari bahaya."Kami tahu ada banyak korban beberapa meter di depan kami, tapi kemungkinan ada bahan peledak di suatu tempat atau mungkin orang ketiga," ujar Boudot.
Di dalam kantor Charlie Hebdo, menurut seorang saksi selamat yang berbicara dengan dokter yang menangani mereka, pelaku yang mengenakan topeng dan atribut hitam seluruh tubuh memisahkan antara pria dan wanita lalu menyebut beberapa nama kartunis.
Saksi mengatakan, pelaku menembaki orang yang disebut namanya. Bukan tembakan sembarang, tapi mengeker dengan profesional dan jitu.
Saat mereka keluar gedung, seorang warga merekam peristiwa itu dengan kamera ponsel. Seorang polisi yang terluka terkapar di trotoar, ditembak dari jarak dekat oleh seorang pelaku.
Dalam video terlihat pelaku naik ke mobil berwarna hitam dan mengangkat tangan, kemungkinan sebagai sebuah tanda.
[Gambas:Video CNN]Penuh darahSaat pelaku pergi, Boudot dan beberapa orang kawannya menyambangi kantor Charlie Hebdo. Mereka kaget melihat pemandangan di dalamnya.
Darah terlihat di tangga, milik beberapa orang yang terluka tembak. Boudot mengatakan bahwa penghuni gedung tersebut semuanya membisu, tidak mampu berkata-kata.
"Mereka hanya berdiri, seperti zombie, dan tidak melakukan apapun. Kami mencoba membantu orang yang pertama terlihat, tapi sejujurnya, tidak banyak yang terluka, tapi tewas," kata Boudot.
Paul Moreira, saksi lainnya yang bekerja di gedung tersebut mengatakan semua korban bergeletakan di dalam ruang rapat. Sementara korban selamat bersembunyi di satu ruangan.
"Mereka ada di satu ruangan, beberapa menangis histeris. Beberapa tidak mampu berbicara satu patah kata pun," ujar Moreira.
Pelaku menembak delapan orang redaksi Charlie Hebdo, seorang tamu, penjaga pintu dan dua polisi.
Ini adalah penyerangan kedua ke kantor majalah satire yang kerap menampilkan karikatur Nabi Muhammad. Beberapa tahun lalu, kantor itu sempat dilempari Molotov.
Sejak saat itu, selama empat tahun terakhir, pemimpin redaksi Charlie Hebdo Stephane Charbonnier dikawal polisi. Charb bersama dengan polisi yang mengawalnya juga tewas dalam insiden tersebut.
(stu)