Kabul, CNN Indonesia -- Setelah sebagian besar sekolah ditutup akibat insiden penyanderaan dan pembantaian 134 siswa di Sekolah Negeri Milik Angkatan Darat di Peshawar, sekolah di seluruh Pakistan kembali dibuka pada Senin (12/1). Namun, aura kecemasan menyelimuti kembalinya siswa ke sekolah.
Sejumlah siswa yang selamat dari serangan kembali ke sekolah dengan lilitan perban terlihat di sejumlah bagian tubuh mereka.
Dalam suasana emosional dan gugup, sejumlah orang tua menangis sembari mengantarkan anak mereka. Kepala Militer Jenderal Raheel Sharif bahkan melakukan kunjungan khusus ke Peshawar untuk bertemu langsung dengan para orang tua siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepala Angkatan Darat tidak membuat pidato, namun menemui orang tua siswa secara pribadi, dan meyakinkan mereka bahwa militer akan berupaya menghilangkan teroris dari negara ini," kata seorang pejabat keamanan kepada Reuters, Senin (12/1).
Seorang pejabat lainnya mengatakan dinding setinggi delapan meter sedang dibangun di sekitar sekolah umum di Peshawar sebagai bagian dari peningkatan keamanan. Ratusan warga setempat juga menyatakan sukarela untuk melindungi sekolah.
Namun beberapa orang tua, terutama yang tengah berduka akibat kehilangan anak mereka, tidak hadir dalam pertemuan dengan Jenderal Raheel Sharif, dengan alasan terlalu menyakitkan bagi mereka untuk kembali mendatangi sekolah tersebut.
 Tembok setinggi delapam meter sedang dibangun mengelilingi sekolah di Peshawar. (Reuters/Faisal Mahmood) |
"Ya, saya diundang untuk bertemu dengan panglima militer. Saya tidak berani untuk pergi ke sekolah di mana anak saya yang manis dibunuh dengan kejam," kata seorang ayah, yang tidak ingin diidentifikasi namanya.
"Dan apa yang akan saya dapatkan dari pertemuan panglima militer ketika mereka bahkan tidak bisa menyelamatkan anak-anak?," kata sang ayah melanjutkan.
"Rasanya seperti anak saya meninggal sekali lagi pada hari ini. Ketika saya melihat anak-anak lain di sekolah itu, saya kembali teringat pada anak saya. Saya pergi ke kamar anak saya dan tak berdaya duduk di depan tas sekolah dan baju sekolahnya," kata sang ayah.
Aksi penyanderaan dan pembantaian oleh kelompok Taliban di Sekolah Negeri Angkatan Darat di Peshawar, Pakistan terjadi pada Selasa (16/12) dan berlangsung selama lebih dari delapan jam.
Serangkaian serangan berdarah dari kelompok militan kerap terjadi di Pakistan setiap hari. Pemerintah dinilai tidak berbuat cukup untuk mengekang pemberontakan.
Di Peshawar, misalnya, daerah yang menjadi jantung militer Pakistan ini, sering menjadi lokasi pertempuran kelompok militan. Namun, serangan Taliban ke Sekolah Negeri Angkatan Darat di Peshawar yang menewaskan 148 orang, sebagian besar adalah siswa sekolah merupakan serangan yang mengguncang seluruh negeri.
(ama/stu)