Berlin, CNN Indonesia -- Jerman berencana menyita kartu identitas pribadi warga yang berniat menjadi jihadis hingga tiga tahun untuk mencegah mereka bergabung dengan militan di Timur Tengah.
Periode penyitaan ini dua kali lebih lama dari rencana semula yang tertuang dalam satu rancangan undang-undang.
Juru bicara departemen dalam negeri Jerman mengatakan kabinet pemerintah negara itu akan meloloskan peraturan baru tersebut pada Rabu (14/1).
Berlin, seperti negara-negara Eropa lain, kesulitan mencegah warga negaranya pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan militan Islamis di Paris minggu lalu meningkatkan keperluan untuk meningkatkan upaya pencegahan ini di Jerman, meski rencana memperpanjang larangan bepergian telah disusun sebelum insiden Paris tersebut.
Berdasarkan peraturan yang sekarang berlaku, Jerman bisa menyita paspor dan melarang warganya ke luar negeri, tetapi tidak meliputi kartu identitas pribadi yang harus selalu dibawa oleh warga negara Jerman.
Dengan hanya membawa kartu identitas, warga Jerman bisa masuk ke negara Eropa lain, dan juga ke Turki dimana orang yang mau menjadi jihadis bisa menyelinap perbatasan dan memasuki wilayah Suriah.
Peraturan baru ini akan mengatur bahwa warga yang kartu identitasnya ditahan akan diberi dokumen baru yang melarang mereka bepergian.
Sekitar 550 warga Jerman telah bergabung untuk bertempur di Suriah dan sekitar 180 diyakini telah kembali ke Jeman.
(yns)