CNN Indonesia -- Empat tahun lalu, April 2010, Molly Norris membuat kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Selang beberapa hari setelah itu, ia menerima ancaman mati.
Satu diantaranya datang dari Anwar al-Awlaki, petinggi al-Qaidah yang lahir di AS, yang menyebutkan bahwa Norris adalah target utama untuk dieksekusi karena telah membuat kartun yang menghina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menghilang, setelah dinasehati oleh FBI akhir tahun 2010 dan hingga kini masih dalam persembunyian.
Seorang temannya, diwawancara oleh CNN baru-baru ini, mengatakan bahwa Norris tak bermaksud untuk menyinggung.
“Ia tak bermaksud untuk membuat kacau atau menyinggung. Ia hanya memperjuangkan kebebasan berbicara,” kata Tim Appelo.
Majalah di Seattle, AS, saat itu pernah mewawancarai Norris, di mana ia mengatakan bahwa ia tak konsekuensi dari kartunnya tidak disengaja.
“Saya tidak menginginkan poster satire saya menjadi alasan bagi orang untuk menjadi jahat atau kejam,” kata Norris.
Norris mengatakan ia hanya terinspirasi oleh serial kartun “South Park”yang pernah menampilkan gambar kartun Nabi Muhammad.
Karun Norris kemudian memicu banyak orang untuk memulai kampanye menggambar Nabi Muhammad di internet. Lebih dari 100 ribu orang ikut di halaman Facebook kampanye itu.
Pengadilan Pakistan, saat itu memerintahkan akses Facebook ditutup selama dua minggu. Kampanye yang melawan kampanye menggambar kartun Nabi itu juga mendapat dukungan dari puluhan ribu orang lain.
“Ketika ia sadar bahwa halaman Facebook itu memuat gambar-gambar vulgar (tentang Nabi), ia langsung mengambil jarak,” kata Arsalan Bukhari, eksekutif direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam. “Ia menyadari bahwa bukanlah hal yang benar untuk menghina kelompok minoritas.”
Norris lalu membuat sebuah film pendek tentang pengalaman orang Muslim Amerika yang memakai jilbab. Ia berusaha menghancurkan stereotipe tentang wanita Muslim.
Namun saat itu sudah terlambat. Ancaman mati untuknya sudah terlalu banyak.
Tak dipaksaIa mengubah indentitasnya dan hidup dalam persembunyian.
Seorang pensiunan FBI yang menangani kasus Morris, David Gomez, diwawancari oleh CNN dan mengatakan bahwa Norris tidak dipaksa untuk bersembunyi.
“Ia tidak dipaksa. Ia diberikan pilihan,” kata Gomez.
Gomez dan rekannya di FBI percaya bahwa ancaman yang ditujukan kepada Norris nyata adanya.
“Kini empat setengah tahun kemudian, kredibilitas dari ancaman itu terbukti,” lanjutnya.
Jika sudah berada dalam pelarian, maka, menurut Tom Fuentes, analis CNN dan mantan FBI, itu berarti meninggalkan semuanya, keluarga, teman, pekerjaan, rumah, dan kemungkinan besar tak akan kembali lagi.
Al-Awlaki terbunuh dalam serangan drone di Yaman pada 2011, namun ancaman terhadap Norris tetap ada.
Beberapa waktu lalu, menurut CNN, nama Norris muncul dalam majalah al-Qaeda, Inspire, bersama dengan pemimpin redaksi Charlie Hebdo yang terbunuh pekan lalu saat kantor majalah satire itu diserang, Stephane Charbonnier.
(sumber:
CNN)