TERORISME PERANCIS

Wanita Buron Perancis Lebih Radikal dari Pasangannya

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jan 2015 17:00 WIB
George Sauveur, mantan pengacara untuk Amedy Coulibaly menyatakan bahwa sang istri, Hayat Boumedienne yang kini buron, lebih radikal dari Coulibaly.
Hayat Boumedienne, diduga memasuki Suriah pada 8 Januari lalu, sehari setelah serangan Charlie Hebdo. Sebelumnya, pada 2 Januari, Boumedienne tertangkap kamera ketika tengah berada di Turki. (Haberturk Newspaper Handout via Reuters)
Paris, CNN Indonesia -- Rincian terbaru tentang pasangan tersangka teroris, Amedy Coulibaly dan istrinya, Hayat Boumedienne menyebutkan bahwa sang istri diduga lebih radikal dari suaminya.

Seperti dilaporkan CNN, George Sauveur, yang menjadi pengacara Coulibaly selama hampir satu dekade, menyatakan kepada intel Perancis dalam pembicaraan telepon yang direkam pada tahun 2010, bahwa Boumedienne pernah mengeluh Coulibaly "bukan orang yang serius dan hanya berpikir tentang bersenang-senang".

Sauveur mengatakan bahwa mantan kliennya itu dibesarkan dalam keluarga Muslim yang berasimilasi ke dalam budaya Perancis. Coulibaly merupakan satu-satunya anak laki-laki dari 10 bersaudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia merasa sulit untuk menemukan statusnya sebagai seorang laki-laki di sebuah keluarga yang penuh wanita," kata Sauveur, seperti ditulis CNN, Selasa (13/1).

Sauver juga menyatakan bahwa Coulibaly tidak dekat dengan orang tuanya. Ibunya menyebut Coulibaly sebagai remaja nakal. Coulibaly juga kerap terlibat perampokan bersenjata dan kasus obat-obatan.

Coulibaly dan salah satu pelaku serangan di kantor Charlie Hebdo, Cherif Kouachi secara terpisah bertemu dengan teroris asal Aljazair, Djamel Beghal di penjara Perancis Fleury-Mérogis. Kala itu, Beghal menerima hukuman 10 tahun untuk merencanakan serangan bom di Kedutaan Besar AS di Paris.

Menurut Sauveur, Beghal memperkenalkan Coulibaly kepada Kouachi. Sejak itu, kedua pelaku serangan ini mendapatkan pemahaman terorisme.

Beghal dibebaskan dari penjara pada tahun 2009 menjadi tahanan rumah di Perancis, di mana pihak berwenang terus melacak dia. Pihak berwenang juga mendokumentasikan kunjungan Coulibaly dan Cherif Koubachi ke rumah Beghal.

Coulibaly tewas dalam drama penyanderaan di swalayan Yahudi, Hyper Cacher, yang menewaskan empat orang. Sebelumnya, Coulibaly terlibat baku tembak dengan seorang petugas polisi wanita di dekat sebuah sekolah Yahudi.

Kepala sekolah tersebut menyatakan kepada CNN bahwa mungkin saja Coulibaly bermaksud untuk menyerang sekolah tersebut sebelum dia membunuh petugas polisi wanita tersebut.

Sementara, Boumedienne, diyakini berada dalam pelarian di Suriah. Boumedienne, diduga memasuki Suriah pada 8 Januari lalu, sehari setelah serangan Charlie Hebdo. Sebelumnya, pada 2 Januari, Boumedienne tertangkap kamera ketika tengah berada di Turki. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER