KARTUN NABI

Ulama Timur Tengah Kecam Kartun Nabi

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 21:54 WIB
Sejumlah ulama Timur Tengah mengkritik penerbitan kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi terbaru dan meminta umat Muslim tenang.
Ulama di Timur Tengah kecam karikatur Nabi Muhammad yang dimuat di edisi terbaru Charlie Hebdo yang laris terjual di Perancis. (Reuters/tephane Mahe)
Kairo, CNN Indonesia -- Ulama di Timur Tengah mengkritik penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satire Perancis, Charlie Hebdo.

Para ulama yang mengecam serangan berdarah ke kantor majalah ini minggu lalu, mengatakan keputusan untuk kembali menerbitkan karikatur Nabi Muhammad merupakan provokasi yang tidak perlu dan sikap tidak menghormati yang akan menimbulkan masalah.

Imam Besar Yerusalam dan Palestina Mohammed Hussein mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa kartun semacam itu “membakar rasa kebencian dan penyesalan di kalangan masyarakat” dan menerbitkan karikatur itu “merupakan penghinaan” pada perasaan umat Muslim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harian independen berbahasa Arab Aljazair, Echorouk, menjawab penerbitan kartun itu dengan kartun yang memperlihatkan seorang pria membawa poster bertuliskan “Je suis Charlie” di samping satu tank militer yang menghancurkan poster dari Palestina, Mali, Gaza, Irak dan Suriah. Dan di atas gambar itu tertera judul: “Kita semua Muhammad”.

Di Turki, satu koran oposisi yang berhaluan sekular mencetak cuplikan dari edisi Charlie Hebdo yang baru itu tetapi menerbitkan sampul depan yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Polisi menutup kantor koran ini akibat khawatir dengan keamanannya.

Di Iran, ulama konservatif terkenal Ayatollah Nasser Makarem-Shirazi mengatakan penerbitan gambar satire baru Nabi Muhammad “sama dengan menyatakan perang kepada seluruh Muslim”.

Al-Azhar di Mesir yang menyebut serangan di Paris sebagai tindakan kejahatan, meminta Muslim untuk tidak mengindahkan kartun majalah satire itu dan menyebutnya sebagai “kebencian penuh kebodohan”.

Banyak warga di Timur Tengah mengatakan sudah waktunya melupakan itu semua.

“Kartun itu tidak berarti apapun, mereka tidak mempengaruhi kita. Kami sebagai umat Muslim lebih besar dan lebih kuat dari kartun. Kita tidak perlu memperhatikannya, dan jika ingin bereaksi, lakukan dengan kata atau kartun,” ujar Samir Mahmoud, pensiunan insinyur di Kairo.

Emad Awad, pemeluk agama Kristen di Kairo, mengatakan mengeri kemarahan tetangga Muslimya tetapi berharap tidak akan ada kerusuhan.

“Saya menolak sama sekali penerbitan gambar-gambar nabi di manapun, tetapi mereka memutuskan untuk melakukannya kembali, untuk memperlihatkan bahwa kebebasan mereka tidak berubah,” katanya

“Mereka sekarang sudah memperlihatkan pandangannya, saya berharap ini terakhir kali mereka melakukan hal itu. Menurut saya hal ini tidak akan menyebabkan kekerasan, tetapi mereka tidak mempergunakan kesempatan untuk tidak lagi menyentuh masalah ini dan melupakannya.”

Para pendukung majalah itu mengatakan sampul itu menyeimbangkan tekad untuk memperlihatkan bahwa majalah tersebut tetap berkomitmen dengan misi satire dan kebebasan berbicara, melalui nada duka dan pesan damain.

“Saya menulis ‘semua sudah dimaafkan’ dan saya menangis,” ujar Renald “Luz” Luzier, yang membuat kartun itu dalam jumpa pers.

“Ini halaman depan kami…ini yang teroris tidak mau kami gambar,” ujarnya. “Saya tidak khawatir sama sekali… saya percaya dengan intelijen warga, intelijen humoris mereka.” (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER