CNN Indonesia -- Paus Fransiskus berbicara soal serangan yang dilakukan oleh kelompok militan di Paris, Perancis. Paus mengatakan peristiwa itu adalah serangan terhadap kebebasan berekspresi, namun tindakan untuk menghina agama tidak benar dan akan ada reaksi atas penghinaan seperti itu.
“Anda tak bisa memprovokasi, anda tidak bisa menghina keyakinan orang lain, anda tak bisa memperolok agama,” katanya pada Kamis (15/1) di dalam pesawat menuju Manila, Filipina dari Sri Lanka.
Paus, yang mengutuk serangan Paris, juga ditanyakan mengenai korelasi kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir baik kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi adalah hak asasi manusia yang fundamental,” katanya, menegaskan bahwa ia merujuk secara spesifik soal serangan di Paris.
“Setiap orang memiliki tidak hanya kebebasan dan hak, namun juga kewajiban untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya untuk kebaikan semua, kita memiliki hak ini secara terbuka tanpa menyinggung,” ucapnya.
Ia memberikan ilustrasi dari maksudnya, berbalik ke ajudannya dan kembali mengatakan, “Betul anda tak boleh bereaksi dengan kekerasan, namun meski kami adalah teman baik, jika ia mengatakan hal buruk tentang ibu saya, ia bisa berharap dipukul, ini normal.”
“Anda tak bisa mempermainkan agama orang lain. Orang-orang ini memprovokasi dan kemudian (sesuatu bisa terjadi). Dalam kebebasan berekspresi, ada batasan,” tambah Paus.
Jurnalis, polisi dan warga Yahudi, total 17 orang, tewas dalam kekerasan selama tiga hari di Perancis, dimulai dengan penyerangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo, yang sering menyindir politisi, Islam, serta agama lainnya.
Mengacu pada perang agama di masa lalu, Paus mengatakan, “Mari kita pertimbangkan sejarah kita sendiri. Berapa banyak perang agama yang kita alami? Meski kita berdosa tapi kita tak bisa membunuh atas nama Tuhan. Itu adalah aberasi.”
Paus juga ditanyakan apakah ia merasa menjadi target atas percobaan pembunuhan dan atau serangan dari ekstremis Islam.
Awal minggu ini, Vatikan menyangkal laporan dari koran Italia yang mengatakan bahwa intelijen Israel dan AS menginformasikan bahwa ada ancaman serangan dari kelompok militan.
Paus mengatakan ia lebih mengkhawatirkan yang lain daripada dirinya sendiri. Namun ia percaya keamanan yang ada di Vatikan dan selama kunjungannya.
“Saya berada di tangan Tuhan,” ia mengatakan sambil bercanda agar Tuhan tak memberinya kematian yang menyakitkan.
“Apakah saya takut? Anda tahu saya memiliki kekurangan, ketidakpedulian. Jika sesuatu harus terjadi pada saya, saya sudah mengatakan pada Tuhan, saya meminta agar memberi saya karunia agar itu tidak menyakitkan karena saya bukanlah orang yang berani jika dihadapkan pada rasa sakit. Saya sangat takut,” ia mengatakan.