Beirut, CNN Indonesia -- Pemimpin kelompok Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah, mengaku bahwa organisasi militannya tersebut telah disusupi mata-mata Israel. Bahkan, mata-mata yang bekerja untuk Mossad itu menempati posisi penting di organisasi Hizbullah.
Nasrallah dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi di Lebanon pada Kamis (15/1), seperti dikutip Washington Post, mengatakan anggotanya yang bekerja untuk Mossad itu menjabat di posisi sensitif di Hizbullah dan telah ditangkap lima bulan lalu.
"Dia memimpin salah satu departemen di dalam unit keamanan Hizbullah," kata Nasrallah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyusupan mata-mata di organisasi Syiah Lebanon ini ramai diberitakan media yang mendapatkan informasi dari seorang anggota senior Hizbullah yang tidak disebut namanya.
Sumber mengatakan, mata-mata yang bekerja untuk Mossad itu telah membocorkan rencana serangan Hizbullah ke Israel. Media lokal mengidentifikasi mata-mata tersebut adalah Mohammad Shawraba, kepala operasi eksternal Hizbullah dan kepala pengamanan Nasrallah.
Tindakan Shawraba disebut membuat Mossad dapat menggagalkan beberapa rencana serangan balas dendam Hizbullah atas kematian komandan tinggi mereka, Imad Mughniyah, yang tewas pada pengeboman mobil di Damaskus, Suriah, yang diduga didalangi Israel.
Penyusupan ini juga diakui oleh para petinggi Hizbullah dalam wawancara radio awal bulan ini. Namun Nasrallah tidak mengungkapkan identitas mata-mata tersebut dan berupaya meredam ketegangan di dalam organisasi dengan mengatakan bahwa media "terlalu berlebihan" dalam memberitakan kasus ini.
Hizbullah kian berkembang dalam hal kekuatan militer serta pundi-pundi uang setelah perang dengan Israel tahun 2006. Namun menurut pengamat, bertambahnya kekayaan justru melemahkan kekuatan Hizbullah dari dalam.
"Peningkatan ini tidak diragukan telah melemahkan mekanisme pengendalian internal partai, membuatnya rentan terhadap korupsi dan penyusupan agen intelijen Israel," ujar Nicholas Blandford, jurnalis Inggris dan pengamat Hizbullah dalam tulisannya di koran Daily Star di Lebanon.