TERORISME DI TURKI

Tiga Ribu Orang di Turki Terkait ISIS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 18 Jan 2015 11:24 WIB
Laporan intelijen Turki menyatakan sekitar 3.000 orang di negara tersebut diyakini terkait dengan kelompok militan ISIS.
Turki telah melarang sekitar 7.250 orang dari luar negeri unuk masuk ke negara ini, karena diduga berencana untuk bergabung dengan ISIS. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Istanbul, CNN Indonesia -- Laporan intelijen Turki menyatakan sekitar 3.000 orang di negara tersebut diyakini terkait dengan kelompok militan ISIS. Laporan ini meningkatkan kewaspadaan akan kemungkinan serangan militan di Turki.

Dilaporkan surat kabar Turki, Hurriyet, intelijen Turki menyerukan peningkatan pengawasan kepada 3.000 orang yang diduga terkait dengan ISIS, termasuk mengidentifikasi peran dan keaktifan mereka dalam jaringan kelompok ekstremis.

Unit keamanan Turki juga telah menerapkan status "siaga merah" untuk memperingatkan kemungkinan serangan terhadap sejumlah kedutaan besar negara-negara Barat oleh kelompok militan, utamanya setelah serangan tiga hari di Paris, Perancis, pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagian keamanan di sejumlah misi diplomatik Turki ditingkatkan dengan maksimum. Sejumlah fasilitas NATO dan negara Barat lainnya diperkirakan dapat menjadi target potensial," bunyi laporan intelijen, seperti ditulis Al-Arabiya, Sabtu (17/1).

Laporan tersebut juga memuat peringatan akan kemungkinan serangan bom di mana saja dan kapan saja oleh sel tidur, atau sleeping cell di Turki.

"Sebagian besar kendaraan curian di Turki berakhir di tangan anggota kelompok ekstremis. Serangan bom mobil dapat kapan saja terjadi," bunyi laporan itu.

Laporan intelijen Turki ini dikeluarkan menyusul pengumuman dari Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Kamis (15/1) yang menyatakan sekitar 700 warga Turki telah bergabung dengan ISIS.

Cavusoglu menambahkan bahwa Turki telah melarang sekitar 7.250 orang dari luar negeri untuk masuk ke negara ini, karena diduga berencana untuk bergabung dengan ISIS. Cavusoglu juga menyatakan sekitar 1.160 calon militan juga telah dideportasi.

Turki telah lama dinilai tidak berupaya kuat untuk membendung aliran kelompok militan yang ingin bergabung ISIS, kelompok militan yang ingin mendirikan negara Islam di Suriah dan Irak.

Awal pekan ini, pemerintah Turki menyatakan bahwa satu-satunya tersangka serangan di Paris yang hingga kini masih buron, Hayat Boumeddiene, telah menyeberang ke Suriah melalui Turki sebelum serangan di Paris terjadi.

Serangan ekstremis terjadi di Turki pada pekan lalu, ketika seorang wanita meluncurkan serangan bom bunuh diri di distrik Sultanahmet, Istanbul, yang menewaskan seorang polisi Turki. Distrik Sultanahmet terkenal sebagai daerah wisata di Turki, dengan daya tarik utama bangunan bersejarah.

Hingga saat ini, pemerintah Turki belum secara resmi mengidentifikasi wanita pelaku bom bunuh diri, namun laporan di media Turki dan Rusia mengidentifikasi wanita tersebut sebagai Diana Ramazanova, 18 tahun, yang berasal dari wilayah Kaukasus Utara, Dagestan.

Ramazanova diduga merupakan janda dari seorang anggota militan asal Norwegia yang tewas ketika ikut bertempur bersama ISIS di Suriah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER