Paris, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan para pengunjuk rasa anti-Charlie Hebdo di negara lain tidak mengerti keterikatan Perancis pada kebebasan berbicara.
“Kami telah mendukung negara-negara ini dalam perang melawan tereorisme,” ujarnya dalam kunjungan ke kota Tulle, Perancis Selatan, pada Sabtu (17/1).
“Saya ingin menyatakan solidarritas (dengan mereka), tetapi pada saat yang bersamaan Perancis memiliki prinsip dan nilai, terutama kebebasan berekspresi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hollande berbicara setelah edisi terbaru majalah satire Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dan menyebabkan bentrokan berdarah di sejumlah negara Islam seperti Aljazair, Niger dan Pakistan.
“Ada ketegangan di luar negeri, di negara dimana warganya tidak mengeri keterikatan kami dengan kebebasan berbicara,” kata Hollande.
“Kami telah melihat aksi protes itu, dan saya tegaskan bahwa di Perancis semua agama dihormati.”
Pihak aparat di Pakistan, Aljazair dan Niger terlibat bentrokan penuh kekerasan dengan pengunjuk rasa yang marah dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad di edisi terbaru majalah Charlie Hebdo, yang sejak lama memancing kontroversi melalui satire yang mengkritik semua agama dan pemimpin politik.
Semenara itu dari sisi politik dalam negeri, presiden Perancis ini mendapat tambahan dukungan pemilih sehingga mencapai titik tertinggi dalam satu setengah tahun terakhir, para pemilih memandangnya cakap dalam mengatasi serangan di Paris itu.
Jajak pendapat dari BVA yang diumumkan pada Sabtu memperlihatkan tingkat popularitasnya naik menjadi 34 persen dari 24 persen sebelum serangan militan Islam tersebut.
(yns)