PENYANDERAAN ISIS

Bebaskan Sandera ISIS, Jepang Minta Bantuan Arab

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 22:06 WIB
ISIS menyandera dua warga Jepang dan meminta tebusan Rp2,4 triliun untuk pembebasan mereka. PM Abe menegaskan mereka tidak akan tunduk pada terorisme.
ISIS menyandera dua warga Jepang dan meminta tebusan Rp2,4 triliun untuk pembebasan mereka. PM Abe menegaskan mereka tidak akan tunduk pada terorisme. (Reuters/Toru Hanai/Files)
Tokyo, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Shinzo Abe mengaku bahwa mereka tengah berpacu dengan waktu untuk membebaskan dua warga Jepang yang disandera ISIS di Suriah. Abe meminta bantuan negara-negara Arab agar keduanya bisa bebas sebelum batas waktu yang ditetapkan ISIS.

Abe yang langsung kembali dari perjalanan dinasnya di Timur Tengah setelah mendengar ihwal penyanderaan tersebut langsung menghubungi beberapa pemimpin Arab. Di antaranya adalah pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Kami berpacu dengan waktu, tapi pemerintah akan melakukan upaya maksimal. Saya telah memerintahkan pemerintah menggunakan seluruh jalur dan rute diplomatik untuk memastikan pembebasan dua warga," kata Abe, dikutip Channel News Asia, Rabu (21/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISIS meminta tebusan sebesar US$200 juta atau lebih dari Rp2,4 triliun untuk pembebasan jurnalis Kenji Goto dan kontraktor militer Haruna Yukawa. Video penampakan kedua sandera dirilis awal pekan ini, dengan seorang algojo bertopeng.

Abe menegaskan Jepang tidak akan tunduk pada terorisme dan kemungkinan besar tidak akan membayar tebusan.

"Jepang tidak akan tunduk dengan terorisme. Jepang akan melakukan yang terbaik untuk melawan terorisme pengecut, dan bekerja sama dengan komunitas internasional," kata Abe.

Tenggat waktu pembayaran tebusan bagi Jepang adalah pukul 14.50 waktu Jepang pada Jumat. Menurut ISIS, jumlah tebusan itu setara dengan bantuan yang diberikan Abe untuk koalisi Amerika Serikat dalam menggempur mereka.

Namun Jepang membantahnya, dengan mengatakan bahwa bantuan itu diberikan untuk para pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER