AS Mendesak Kuba Membenahi Isu HAM

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 10:38 WIB
Dalam pembicaraan perdana kedua negara menuju pemulihan hubungan diplomatik, AS mendesak Kuba membenahi isu HAM di negara komunis itu.
Membangun kepercayaan akan menjadi fokus utama kedua negara menuju pemulihan hubungan diplomatik. (Reuters/Enrique De La Osa)
Havana, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mendesak Kuba untuk membenahi isu hak asasi manusia di negara komunis itu dalam pembicaraan tingkat tinggi kedua negara di Havana, Kuba.

Pembicaraan yang bertujuan untuk memulihkan hubungan diplomatik kedua negara ini adalah yang pertama setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan pada Desember lalu bahwa Kuba dan AS akan memulai era hubungan baru, mengakhiri permusuhan selama lima dekade.

"Sebagai elemen sentral dari kebijakan kami, kami menekan pemerintah Kuba untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusia, termasuk kebebasan berekspresi dan berkumpul,” Asisten Menteri Luar Negeri Roberta Jacobson yang menjadi kepala delegasi AS mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan AS itu dikeluarkan menjelang berakhirnya pembicaraan selama dua hari di Havana yang membahas sejumlah isu termasuk pemulihan hubungan diplomatik pada Kamis (22/1).

Kuba selama ini selalu sensitif terhadap upaya AS untuk melanggar kedaulatan atau mencampuri urusan dalam negerinya, menganggap kata “menekan” kurang diplomatik. Versi Spanyol dari pernyataan AS bisa ditafsirkan sebagai "tertekan”.

"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa kata 'tekanan' tidak digunakan. Saya harus mengatakan itu bukan kata yang digunakan dalam jenis percakapan," kata Josefina Vidal, kepala delegasi Kuba kepada wartawan.

Membalik posisi ke AS, Kuba sebelumnya telah menyatakan keprihatinan atas isu hak asasi manusia di Amerika Serikat, merujuk pada pembunuhan polisi di Ferguson, Missouri dan New York.

Dengan masing-masing delegasi bekerja di bawah instruksi dari presiden masing-masing, kedua belah pihak menekankan bahwa percakapan mereka konstruktif dan terhormat.

Jacobson mengatakan membangun kembali hubungan diplomatik "tidak terlalu rumit.”

Namun Jacobson juga memperingatkan bahwa setiap terobosan besar akan tergantung pada upaya kedua negara untuk membangun kepercayaan setelah bermusuhan hampir setengah abad dan rentetan peristiwa yang mengikutinya.

Jacobson sendiri merupakan pejabat dengan level tertinggi dari AS yang mengunjungi Kuba dalam 35 tahun terakhir.

"Kami harus, untuk mengatasi lebih dari 50 tahun hubungan yang tidak didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan, jadi ada hal yang harus kami bahas sebelum kami dapat membangun hubungan itu dan sehingga akan ada pembicaraan di masa depan," kata Jacobson.

Vidal, di lain pihak menolak mengatakan bahwa Kuba mempercayai AS setelah pembicaraan rahasia selama 18 bulan dilakukan sebelum pengumuman dilakukan presiden kedua negara pada Desember.

“Saya percaya akan ada masa depan yang lebih baik bagi kedua negara,” kata Vidal.

“Kami bertetangga. Kami memiliki perbedaan, namun kita telah melihat di seluruh dunia bahwa negara yang berbeda bisa saling berdampingan dalam damai dan beradab,” ia melanjutkan.

Untuk bisa memperbaikin hubungan dengan Kuba, Obama memerlukan dukungan dari Kongres AS. Namun politisi Partai Republik telah mengungkapkan mereka menentang rencana Obama, seperti Senator dari Florida, Marco Rubio yang menentang hubungan baik dengan Kuba selama Kuba masih mempertahankan negara dengan satu partai, merepresi pihak oposisi serta mengendalikan media.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER