Tenggat Waktu Sempit, Ibu Sandera ISIS Desak Pemerintah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 15:46 WIB
Kenji Goto hanya memiliki kurang dari 24 jam, ibunya mendesak pemerintah Jepang untuk segera menyelamatkan nyawa jurnalis itu.
Ibu Kenji Goto mendesak pemerintah Jepang untuk segera membebaskannya dalam waktu kurang dari 24 jam. (Reuters/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Negara Islam Turki dan Suriah (ISIS) kembali mengunggah video berisi ancaman pembunuhan sandera Jepang, Kenji Goto, dalam tempo 24 jam pada Selasa (27/1) jika Yordania tak juga membebaskan Sajida al-Rishawi.

Melihat video tersebut, ibu Goto, Junko Ishido, pada Rabu (28/1) meminta pemerintah Jepang untuk segera menyelamatkan putranya.

"Tolong selamatkan nyawa Kenji. Waktu Kenji tinggal sedikit," ujar Ishido kepada Reuters, seperti dikutip pada Rabu (28/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video tersebut, Goto mengatakan bahwa ia dan pilot militer Yordania, Muath al-Kassasbeh, akan dibunuh jika pemerintah Yordania tidak membebaskan anggota ISIS pelaku bom bunuh diri yang gagal meledakkan dirinya, Sajida al-Rishawi.

Berbalut pakaian oranye dengan tangan terbelenggu borgol, Goto berkata, "Saya diberi tahu bahwa ini adalah pesan terakhir saya, dan saya juga diberi tahu bahwa penghalang untuk kebebasan saya saat ini hanya pemerintah Yordania yang menunda untuk menyerahkan Sajida. Katakan kepada pemerintah Jepang untuk menekan Yordania secara politik."

Sambil memegang foto al-Kassabeh, Goto melanjutkan ancaman ISIS. "Dengarkan saya, pertukaran langsung. Penundaan apapun oleh pemerintah Yordania berarti mereka bertanggung jawab atas kematian pilot mereka, yang lalu akan diikuti dengan saya. Saya hanya memiliki sisa waktu 24 jam untuk hidup, sedang pilot bahkan lebih sedikit," tandasnya.

Pembebasan Pilot

Di Yordania, ayah al-Kassasbeh, Safi al-Kassasbeh, juga meminta Yordania untuk segera menuruti permintaan ISIS.

"Semua orang harus tahu, dari kepala rezim hingga semua orang, bahwa keselataman Muath berarti stabilitas di Yordania, dan kematian Mu'ath berarti kekacauan di Yordania," katanya.

Mendukung al-Kassabeh, sekitar 200 rekan pilotnya berkumpul di depan kantor Perdana Menteri Yordania di Amman. Mereka meneriakkan slogan dan mendesak pemerintah untuk mengabulkan permintaan ISIS.

Menanggapi desakan rakyat, anggota parlemen Yordania mengatakan bahwa pemerintah telah berkoordinasi dengan Jepang untuk mengupayakan keselamatan warga negara mereka. Ketua Komite Hubungan Luar Negeri, Bassam al-Manaseer, mengonfirmasi kepada Bloomberg bahwa negosiasi tersebut dilaksanakan bersama pemimpin agama dan adat di Irak.

Menurut al-Manaseer, pertukaran tawanan tersebut bertolak belakang dengan kebijakan sekutu utama Yordania, Amerika Serikat, yang menentang negosiasi dengan kelompok ekstremis. Namun, al-Manaseer tidak menutup kemungkinan adanya pertukaran sandera.

Deputi Kementerian Luar Negeri Jepang, Yasuhide Nakayama, kini sedang berada di Amman untuk berkoordinasi ihwal pembebasan tawanan. Namun, ia enggan berkomentar. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER