Paris, CNN Indonesia -- Perancis meluncurkan video berdurasi pendek dalam situs baru pada Rabu (28/1), yang dirancang untuk mencegah gerakan jihad melalui cara militan, seperti bergabung dengan kelompok ISIS atau ikut bertempur di Suriah dan Irak.
Video berdurasi dua menit tersebut yang diunggah dalam situs www.stop-djihadisme.gouv.fr memperlihatkan mekanisme perekrutan jihadis. Dalam video tersebut, seorang perekrut militan yang tidak disebutkan namanya tengah mendekati seseorang yang dianggap berminat untuk menjadi jihadis, dalam akun sosial Facebook.
Sang perekrut kemudian menanyakan apakah si calon jihadis tersebut berminat untuk berjuang membantu temannya "di sana". Video tersebut tidak menyebutkan satu pun daerah konflik secara spesifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adegan selanjutnya menunjukkan banyak calon jihadis yang bersedia bertempur bersama kelompok militan. Diperlihatkan, para militan pun merayakan fenomena ini.
Adegan seketika berubah ketika gambaran realitas ditampilkan dalam video ini, bahwa dengan bergabung bersama kelompok militan, para jihadis harus tega membunuh, mengeksekusi, memenggal kepala, dan menyalib manusia lain. Diperlihatkan pula gambar anak-anak dan wanita menangis dan tersiksa.
"Militan akan memberitahu Anda: 'Korbankanlah dirimu bersama kami demi tujuan yang mulia'. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah Anda hanya akan menciptakan neraka di atas bumi. Anda akan tewas, sendiri, dan jauh dari rumah," bunyi pernyataan yang terdapat dalam video tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (28/1).
Video ini dibuat untuk menampilkan informasi bagi orang tua yang mencemaskan anak mereka bergabung dan bertempur bersama kelompok militan. Dalam video tersebut, diperlihatkan pula nomor telepon bebas pulsa yang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi soal doktrinisasi dan jihad.
Kampanye yang didanai pemerintah Perancis ini menyusul inisiatif serupa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat yang merilis video dan akun Twitter dengan tagar #ThinkAgainTurnAway. Hingga saat, akun tersebut memiliki lebih dari 20 ribu
followers dan rutin memberikan informasi terkait kelompok militan ISIS.
Kampanye ini juga diluncurkan menyusul serangkaian serangan di Paris pada awal pekan lalu, yang menewaskan 17 jiwa. Serangan tersebut dilakukan oleh orang yang terkait dengan kelompok militan.
Hingga saat ini, pemerintah Perancis memperkirakan sekitar 1.200 orang di negara tersebut terkait dalam lingkaran jihadis, dengan ratusan di antaranya telah berangkat bertempur ke Suriah dan Irak, atau membantu anggota militan lain di negara Barat.
Tahun lalu, pemerintah Perancis juga meluncurkan upaya serupa, yaitu sebuah program yang bertujuan untuk menghentikan gelombang pemuda untuk bertempur di Suriah.
Selain itu, pemerintah Perancis juga menggandeng kelompok hak asasi yang mewakili para korban serangan teror untuk mencegah perekrutan jihad di penjara.
(ama)