Pengamat: Rakyat Timor Leste Ingin Pemimpin Muda

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 15:12 WIB
Xanana Gusmao menyiratkan akan segera mundur jadi perdana menteri bulan depan. Keinginan ini sebenarnya telah disampaikan Xanana sejak tahun 2013.
Xanana Gusmao menyiratkan akan segera mundur jadi perdana menteri bulan depan. Keinginan ini sebenarnya telah disampaikan Xanana sejak tahun 2013. (Marty Melville/Getty Images)
Dili, CNN Indonesia -- Xanana Gusmao menyiratkan akan mundur bulan depan dari posisi perdana menteri. Rencana ini sebenarnya telah disampaikan oleh Gusmao sejak tahun 2013 lalu, setahun setelah koalisi pemerintahnnya kembali terpilih memimpin Timor Leste.

Menurut Professor Damien Kingsbury dari Universitas Deakin, Australia, dalam tulisannya di situs East Asia Forum, Oktober lalu, Xanana berniat mundur sebagai perdana menteri untuk memberi kesempatan bagi generasi yang lebih muda.

Kingsbury mengatakan bahwa di Timor Leste muncul seruan dari rakyat bagi para "Generasi 75" untuk mundur dan memberi jalan bagi para pemimpin politik muda. Selama ini kepemimpinan politik di Timor Leste didominasi tokoh-tokoh perlawanan yang berjuang untuk melepaskan diri dari Indonesia atau mereka yang mendorong kemerdekaan Timor Leste dari luar negeri sejak 1975.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gusmao sadar bahwa pemimpin generasi berikutnya tidak akan muncul jika dia masih menjabat perdana menteri dan angkatannya telah mendominasi perpolitikan Timor Leste sejak kemerdekaan tahun 2002," ujar Kingsbury.

Selain itu, di usianya yang tahun ini mencapai 69 dan telah menghabiskan 17 tahun sebagai pejuang dan pemimpin gerilya, lalu tujuh tahun di penjara indonesia, Gusmao dianggap tidak lagi "menggigit" seperti dulu.

"Apalagi dia sering mengalami sakit punggung yang kronis dan terkadang mengganggu," ujar Kingsbury lagi.

Di antara alasan mengapa Gusmao belum dapat mundur beberapa tahun lalu adalah dia belum menemukan pengganti dirinya. Gusmao sebenarnya memiliki tangan kanan sekaligus Kepala Kabinet, Agio Pereira, yang disebut-sebut paling cocok menjadi pemimpin berikutnya.

Namun, Pereira juga merupakan Generasi 75 dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup soal geografi Timor Leste karena dia banyak menghabiskan waktu di luar negeri dan melakukan perjuangan kemerdekaan dari Australia.

Media Timor Leste dan Australia memberitakan bahwa Gusmao kemungkinan akan merangkul oposisi untuk menjabat beberapa posisi menteri usai dia mundur. Bahkan, nama anggota Partai Fretilin Rui Araujo santer disebut sebagai pengganti Gusmao berikutnya.

"Ada juga anggapan bahwa tanpa kepemimpinan Gusmao, di negara yang lebih mengandalkan karisma ketimbang kebijakan, partai dan koalisi pemerintah bisa terpecah karena perebutan kekuasaan," kata Kingsbury. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER