Jakarta, CNN Indonesia -- Wartawan Al Jazeera Peter Greste yang berkebangsaan Australia dibebaskan dari penjara Kairo pada Minggu (1/2). Ia akhirnya meninggalkan Mesir setelah di penjara selama 400 hari atas tuduhan yang termasuk membantu kelompok teroris, kata beberapa pejabat keamanan.
Meski begitu, tidak ada pernyataan resmi mengenai nasib dua rekannya yang juga wartawan Al Jazeera, Mohamed Fahmy yang berkebangsaan Kanada-Mesir dan Baher Mohamed berkebangsaan Mesir yang juga dipenjara.
Ketiga wartawan itu dijatuhi hukuman tujuh sampai 10 tahun atas tuduhan termasuk kejahatan dan menyebarkan kebohongan, termasuk menyebarkan kebohongan untuk membantu organisasi teroris yang merujuk ke kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang di Mesir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun satu bulan lalu, pengadilan memerintahkan pengadilan ulang mereka.
Seorang pejabat keamanan mengatakan Fahmy diharapkan akan dibebaskan dari penjara Tora di Kairo dalam beberapa hari.
Tunangannya mengatakan ia berharap ia akan segera bebas dan dideportasi ke Kanada.
“Proses deportasinya saat ini berada dalam tahap akhir. Kami sangat berharap," kata Marwa Omara kepada Reuters.
Kementerian Luar Negeri Kanada menyambut perkembangan positif ini.
"Kami tetap sangat berharap bahwa kasus Fahmy akan diselesaikan dalam waktu dekat," katanya dalam sebuah pernyataan.
Banyak orang Mesir melihat bahwa Al Jazeera yang berbasis di Qatar sebagai kekuatan untuk mendestabilisasi negara. Mereka disebut oleh media lokal sebagai “Sel Marriott", karena mereka bekerja dari hotel yang berasal dari AS tersebut.
Pemerintah Mesir menuduh Al Jazeera menjadi corong dari Ikhwanul Muslimin, gerakan yang didukung oleh Qatar dan kemudian digulingkan oleh Presiden Abdel Fattah pada 2013 ketika ia menjabat panglima militer Mesir.
Waktu pembebasan Greste menjadi kejutan, karena terjadi hanya beberapa hari setelah Mesir mengalami salah satu serangan paling berdarah dari kelompok militan dalam beberapa tahun.
Lebih dari 30 anggota pasukan keamanan tewas pada Kamis (29/1) malam di Sinai dan komentar dari Sisi setelah itu mengimplikasikan dia tidak berminat untuk melakukan kompromi.
Penerbangan ke CyprusMenteri luar negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan Greste akan terbang ke Siprus dari Kairo.
"Dia sangat lega dan ia sangat ingin pulang ke Australia dan berkumpul kembali dengan keluarganya," kata Bishop.
Ia mengatakan beberapa negara lain telah mengangkat kasus Greste dengan pemerintah Mesir.
"Perdana Menteri (Tony) Abbott berbicara dengan Presiden al-Sisi dan kami juga bersama pemerintah lainnya, termasuk di wilayah tersebut, membuat representasi atas nama Greste,” kata Bishop.
Para wartawan mengatakan mereka melakukan pekerjaan mereka saat ditahan.
Penahanan mereka memperkuat pandangan dari kelompok hak asasi manusia bahwa pemerintah merenggut kembali kebebasan yang diperoleh setelah pemberontakan pada 2011 yang menggulingkan otokrat Hosni Mubarak.
Al Jazeera mengatakan kampanye untuk membebaskan wartawan mereka dari Mesir tidak akan berakhir sampai ketiganya dibebaskan.
Kasus ini telah menimbulkan ketegangan antara Mesir dan Qatar, meskipun terdapat spekulasi bahwa mediasi Saudi telah meningkatkan hubungan kedua negara itu. Ini berarti, ada kemungkinan bahwa Sisi akan mendeportasi atau mengampuni wartawan yang masih dipenjara.
Mereka ditahan bulan Desember 2013 dan dituduh membantu "kelompok teroris" dengan penyiaran kebohongan yang merugikan keamanan nasional.
Baher Mohamed diberi tambahan hukuman tiga tahun karena memiliki satu peluru. Jika pemerintah memutuskan untuk membebaskan dia, penyelesaian kasusnya bisa lebih kompleks karena ia tidak memiliki paspor asing.
"Ini adalah apa yang kita harapkan akan terjadi," kata Assem, saudara Mohamed.
"Mereka yang memerintah negara, ini bukan pertama kalinya mereka melakukan ini, sudah ada orang asing yang mereka biarkan meninggalkan negara ini ketika mereka berada dalam kesulitan dan rekan Mesir mereka yang membayar harganya."
(stu)