Paris, CNN Indonesia -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, memerintahkan penyelidikan terhadap kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam sebuah surat kabar resmi Palestina. Langkah Abbas tersebut dilaporkan oleh Kantor berita resmi Palestina, WAFA, pada Senin (2/2).
"Diperlukan langkah pencegahan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kesalahan yang mengerikan ini, karena simbol agama yang suci harus dihormati, terutama para nabi," kata Abbas, dalam WAFA, dikutip dari Reuters, Selasa (3/2).
Langkah Abbas tersebut dilakukan kurang dari sebulan setelah dia menghadiri pawai di Paris bersama sejumlah pemimpin dunia lainnya, untuk menyuarakan kebebasan berbicara dan mengecam serangan di kantor majalah satire Perancis, Charlie Hebdo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartun Nabi Muhammad muncul dalam sebuah surat kabar al-Hayat al-Jadidah yang berbasis di Tepi Barat, pada Minggu (1/2). Dalam koran tersebut, terlihat seorang pria berjubah tengah berdiri, dengan satu kaki menyentuh bumi, sementara kaki lainnya berada dalam kantong berbentuk hati yang berisi taburan benih cinta di seluruh dunia.
Keterangan kartun tersebut berbunyi, "Nabi Muhammad kami".
Kartun tersebut merupakan karya dari Mohammed Sabanneh, kartunis yang beragama muslim. Menurut Sabanneh, dia tidak bermaksud jahat. Meskipun demikian, penggambaran Nabi Muhammad dan mahluk hidup lainnya dilarang di dalam Islam.
"Sosok dalam kartun tersebut bukanlah Nabi Mohammad, melainkan sebuah simbol kemanusiaan yang tercerahkan oleh ajaran yang disebarkan Nabi Muhammad," tulis Sabanneh dalam akun media sosial Facebook miliknya, Selasa (3/2).
Sabanneh merupakan salah satu kartunis Palestina yang paling menonjol dalam masyarakat Palestina, yang telah menerima kritikan tajam dari Israel.
Sabanneh pernah dipenjarakan oleh Israel selama lima bulan dan dikenai denda atas tuduhan melakukan kontak dengan pihak yang bermusuhan pada tahun lalu. Sementara, Sabaaneh dan pendukungnya menyatakan Israel berusaha membungkam karya-karya yang dinilai kritis.
Tidak ada ancaman publik terhadap Sabaaneh, yang mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya secara daring. "Meskipun (harus) menghadapi komite penyelidikan, saya mencintai negeri ini," tulis Sabanneh, Selasa (3/2).
(ama)