Al-Kassasbeh, Pilot Yordania yang Rendah Hati dan Religius

Ike Agestu/CNN | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 09:58 WIB
Video ISIS yang terbaru diklaim kelompok itu merupakan gambar dari pilot Yordania, al-Kassasbeh yang dibakar hidup-hidup.
Ayah Al-Kassasbeh mengingat anaknya sebagai pria yang rendah hati dan religius. (via CNN.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pilot Yordania Moath al-Kassasbeh dikabarkan menjadi pria yang dibakar hidup-hidup dalam video terbaru yang dirilis ISIS pada Selasa (3/2).

Video itu mengundang kecaman baik dari pemerintah Yordania yang mengatakan akan membalas ISIS dan dari pemimpin dunia lain seperti Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, serta Sekjen PBB Ban Ki Moon.

Di balik postur militer al-Kassasbe, ia adalah seorang Muslim yang taat dan hafidz Al-Quran serta berasal dari keluarga besar dan suku terkemuka yang terkenal karena kesetiaan kepada monarki Yordania.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasib al-Kasasbeh telah menjadi misteri sejak Desember lalu, ketika jet tempurnya jatuh di Suriah dan ia ditangkap oleh ISIS.

Nama al-Kassasbeh kembali mencuat secara global ketika ISIS menghendaki pertukaran tawanan Jepang, Kenji Goto—yang dieksekusi Sabtu (2/2)—dengan tahanan wanita Yordania Sajida al-Rishawi.

Saat itu ISIS memberikan ultimatum: Jika al-Rishawi tak diserahkan pada mereka pada 29 Januari saat matahari terbenam di perbatasan Turki, maka al-Kassasbeh akan dieksekusi.

Pihak Yordania mengatakan mereka siap membebaskan al-Rishawi dengan satu syarat: ada bukti jelas bahwa al-Kassasbeh masih hidup. ISIS tak kunjung memberikan petunjuk bahwa al-Kassasbeh masih hidup. Fotonya hanya muncul dipegang oleh Goto dalam sebuah video ketika ia menyampaikan ultimatum ISIS tersebut.

Misteri al-Kassasbeh akhirnya terpecahkan, ketika ISIS merilis video yang menurut mereka adalah gambar dari sang pilot yang dibakar hidup-hidup.

Rekaman video dan foto yang dirilis oleh ISIS itu menggambarkan sang pilot berada di kerangkeng dan dibakar hidup-hidup.

Televisi pemerintah Yordania telah mengkonfirmasi kematiannya.

Rendah hati dan religius
Istri Kassasbeh (tengah) telah meminta pemerintah Yordania untuk berusaha membebaskan suaminya. (Reuters/Muhammad Hamed)

Ayah sang pilot, Safi al-Kasasbeh, mengingat anaknya sebagai Muslim yang sederhana. Sang ayah membuat pernyataan itu sebelum kematian anaknya terungkap.

Pada saat penangkapan, Safi al-Kasasbeh mengatakan kepada media Yordania, Jordan Times, bahwa anaknya adalah “orang yang sangat sederhana dan religius,” yang hafal kitab suci Al-Quran dan “tidak pernah berbahaya bagi siapa pun.”

Pilot berusia 27 tahun itu adalah seorang letnan dan merupakan salah satu dari delapan anak.  Ia baru menikah selama enam bulan saat ditangkap ISIS.

Moath al-Kasasbeh berasal dari daerah Karak di Yordania dan lulus dari King Hussein Air College.

Dilansir CNN, sebelum berita soal eksekusi al-Kasasbeh, ayahnya bergabung dengan ratusan pemrotes di Yordania dalam aksi solidaritas yang berlangsung di ibu kota Amman, di mana ia meminta pihak berwenang Yordania bertindak untuk membebaskan anaknya.

“Saya sangat meminta siapapun yang telah mengirimkan Moath untuk bertempur di luar perbatasan Yordania, pada misi yang tidak terkait dengan kita, untuk melakukan upaya kuat untuk membawa kembali Moath," katanya.

“Darah Moath berharga. Berharga dan itu merupakan darah yang mewakili semua rakyat Yordania,” ujar Safi al-Kassasbeh.

‘Mereka akan membunuh saya’
Video dirilis Selasa (3/2), namun menurut otoritas Yordania sang pilot telah dibunuh sejak awal Januari lalu. (via shoebat.com)

Akhir Desember lalu, ISIS menerbitkan majalah berbahasa Inggris, Dabiq, yang memuat ‘wawancara’ dengan al-Kassasbeh.

Al-Kasasbeh terlihat mengenakan jumpsuit, terusan langsung berwarna oranye.

Ditanya apakah ia tahu apa yang akan ISIS lakukan terhadapnya, dia menjawab: “Ya. Mereka akan membunuh saya.”

Kelompok militan itu mengklaim mereka menangkap al-Kasasbeh setelah ia dikeluarkan dari jet F-16 pada 24 Desember lalu.

Al-Kassasbeh menjadi bagian dari koalisi serangan udara yang dipimpin AS untuk memerangi ISIS di Raqqa, kota yang dianggap menjadi pusat ISIS di Suriah.

Gambar yang dirilis oleh sayap media ISIS beredar luas di media sosial, menunjukkan pria berjanggut dengan Kalashnikov menarik sang pilot dari sungai.

“Kami memasuki wilayah Raqqa untuk menyapu daerah, lalu jet tempur masuk untuk memulai serangan mereka,” kata al-Kasasbeh, dalam publikasi online media ISIS. “Pesawat saya terkena rudal pencari panas. Saya mendengar dan merasakan pukulannya.”

Pemerintah Yordania dan Komando Sentral AS mengatakan pesawat itu jatuh tapi tegas menyatakan ISIS tidak menembaknya, seperti yang diklaim kelompok itu.

“Saya memeriksa tampilan sistem yang mengindikasikan bahwa mesin rusak dan terbakar,” ujar pilot itu. “Pesawat mulai menyimpang dari jalur penerbangan normal, jadi saya melontarkan diri. Saya mendarat di Sungai Furat dengan parasut dan kursi, sampai saya ditangkap oleh tentara ISIS.”

Protes keras Raja Yordania

Nasib Moath al-Kasasbeh beresonansi dengan Raja Abdullah, yang telah menjadi pilar upaya internasional melawan ISIS yang juga merupakan mantan pilot helikopter.

Istri Abdullah, Ratu Rania, mem-posting gambar kepada 400 ribu pengikut Instagram-nya setelah bertemu dengan keluarga pilot.

“Kita semua Moath,” katanya dalam bahasa Arab, di bawah gambar jet tempur berwarna bendera Yordania.

Sejak awal, Yordania telah memainkan peran penting dalam koalisi menyerang ISIS pimpinan AS, tapi itu bukanlah perang populer kalangan publik Yordania, yang hanya menambah tekanan pada pemerintah untuk membebaskan al-Kasasbeh.

Terguncang dengan kejutan bagaimana pilot dibunuh, pejabat Yordania yang dilaporkan sedang mempertimbangkan respon militer terkait video pembakaran al-Kassasbeh.

Raja Abdullah mengutuk pembunuhan itu, dan mengatakan bahwa “pilot pemberani itu tewas dalam membela agamanya, negaranya dan bangsanya.”

“Adalah tugas dari putra dan putri Yordania untuk berdiri bersama-sama dan menunjukkan keberanian dari orang-orang Yordania dalam kesatuan, tekad dan ketetapan hati," kata Abdullah.

Seorang pejabat Yordania mengatakan al-Kassasbeh sebenarnya sudah dieksekusi sejak bulan lalu, tepatnya pada 3 Januari. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER