London, CNN Indonesia -- Pasca serangan militer Israel ke Gaza, jumlah insiden anti-Semitisme di Inggris meningkat dua kali lipat.
Diberitakan The Telegraph pada Kamis (5/2) yang mengutip data Community Security Trust (CST) bahwa ada 1.168 insiden anti-Semit pada 2014, meningkat 118 persen dari 2013.
Insiden tersebut bervariasi mulai dari pelecehan verbal, kekerasan fisik ekstrem, hingga penghinaan terhadap makam leluhur warga Yahudi. Menurut CST, hal ini menyebabkan ketakutan umat Yahudi juga meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan CST menunjukkan puluhan kasus penganiayaan dimotori oleh kombinasi antara Islamis, rasis, dan motivasi anti-Israel ekstrem. Termasuk di dalamnya ancaman dan penghinaan, penganiayaan anak di jalan, dan guyonan mengenai pembunuhan Yahudi.
Beberapa insiden yang disorot oleh CST adalah kasus pengukiran lambang swastika di batu nisan di pemakaman Yahudi Kota Manchester, Februari 2014. Selain itu, pada September seorang pria dipukuli hingga babak belur dengan kaca dan tongkat baseball disertai olokan anti-Semit.
Jumlah serangan meningkat tajam pada bulan musim panas, ketika ISrael meluncurkan serangan ke Gaza. Namun, laporan CST menunjukkan bahwa tingkat insiden sudah melebihi batas rata-rata di semester pertama 2014.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengutuk segala insiden ini dan menyebut bahwa menyerang warga Yahudi berarti menyerang seluruh Inggris.
"Inggris tanpa warga Yahudi tidak akan menjadi Inggris," katanya.
Menanggapi insiden ini, pihak Kepolisian Metropolitan London berjanji akan meningkatkan keamanan bagi komunitas Yahudi. Sementara itu, Greater Manchester Police mengaku sudah meningkatkan patroli.
Manchester dan London adalah dua kota dengan lonjakan insiden anti-Semit tertinggi. Menurut CST, insiden di London melonjak 137 persen, sementara di Manchester meningkat 29 persen.
Memberikan komentar mengenai hasil laporan ini, Kepala Eksekutif CST, David Delew, berkata, "Komunitas Yahudi jangan dipandang dengan sikap anti-Semit, tapi banyaknya insiden yang tercatat tahun lalu menunjukkan seberapa mudahnya sikap anti-Semit menimbulkan kebencian terhadap ras diwujudkan dengan ancaman dan penyerangan."
Sementara Wakil Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper menjabarkan beberapa hal sebagai solusi.
"Banyak hal yang harus dilakukan untuk menghentikan prasangka dan kebencian dengan mempromosikan nilai-nilai bersama di sekolah dan komunitas, membuat perusahaan-perusahaan seperti Twitter untuk mengambil aksi melawan kejahatan kebencian, dan dengan menantang mereka yang menggunakan kebijakan luar negeri untuk menyebarkan diskriminasi dan penyerangan, sekaligus memperbarui komitmen guna menangkal Islamis dan ekstremis sayap kanan," papar Cooper.
(den)