Al-Bab, CNN Indonesia -- Seorang ulama di dalam ISIS dipindahkan dari wilayah dakwahnya dan akan diadili karena menentang cara kelompok militan radikal dalam mengeksekusi pilot asal Yordania. Sebelumnya, ulama besar di seluruh dunia telah mengecam eksekusi bakar terhadap Muath al-Kassesbeh yang dianggap bertentangan dengan hukum Islam.
Diberitakan Reuters, Jumat (6/2), ulama ISIS asal Saudi itu menyatakan penolakannya terhadap eksekusi bakar Kassesbeh dalam sebuah rapat dewan ulama di kota al-Bab, provinsi Aleppo, Suriah, seperti disampaikan Rami Abdurrahman, aktivis lembaga Syrian Observatory for Human Right.
Berdasarkan informasi intelijen Oservatory, ulama itu mengatakan bahwa mereka yang terlibat pembakaran Kassesbeh harus dihukum. Akibatnya, ulama ini dipindahkan dari posnya dan akan diadili. Abdurrahman mengatakan, ISIS kemungkinan akan mengeksekusi dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, ISIS menyampaikan pembenaran atas tindakannya tersebut di Twitter, yang mengatakan bahwa eksekusi tersebut sesuai dengan hukum Islam. Namun pernyataan itu dibantah oleh mayoritas ulama di seluruh dunia yang menjelaskan hukuman bakar haram dalam syariah.
Salah satunya yang menentang adalah ulama besar di Qatar Youssef al-Qaradawi yang mengatakan pembakaran Kassesbeh adalah bentuk tindak kriminal berat.
"Mereka tidak merepresentasikan Islam sedikitpun," kata Qaradawi.
Kecaman yang sama berdatangan dari para ulama di Yaman dan Arab Saudi. Bahkan kutukan juga berdatangan dari para petinggi al-Qaidah.
Ulama dunia juga sebelumnya telah mengecam ISIS yang dianggap tidak mencerminkan Islam, bahkan mencoreng nama Islam. Akhir tahun lalu, Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz Al Sheikh bahkan menyerukan umat Islam untuk angkat senjata melawan ISIS. Sheikh menegaskan bahwa ISIS adalah penjajah yang merenggut nyawa, harta dan kehormatan manusia.
"ISIS adalah musuh nomor satu Islam." kata Sheikh.
Pembunuhan Kassesbeh yang terekam video diduga telah terjadi sejak awal Januari lalu. ISIS menuntut Kassesbeh ditukar dengan tahanan pelaku pengebom bunuh diri Sajida al-Rishawi di Yordania. Namun pemerintah Yordania meminta bukti dulu bahwa Kassesbeh masih hidup, permintaan yang tidak pernah dipenuhi.
Usai pembunuhan Kassesbeh, Yordania mengeksekusi mati Rishawi dan seorang tahanan al-Qaidah. Raja Yordania Abdullah bersumpah akan membalas ISIS dengan keras melalui serangan udara. Yordania bergabung dalam
koalisi penggempur ISIS pimpinan Amerika Serikat.
(den)