Istri Pilot Yordania Tak Ingin Melihat Video Eksekusi ISIS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 19:55 WIB
Istri dari pilot Yordania, Muath al-Kassasbeh menolak melihat video eksekusi suaminya yang dibakar hidup-hidup oleh kelompok militan ISIS.
Hingga saat ini, istri pilot Yordania, Anwar Tarawneh (tengah), menolak melihat video eksekusi suaminya yang dibakar hidup-hidup oleh ISIS. (Reuters/Muhammad Hamed)
Amman, CNN Indonesia -- Anwar Tarawneh, istri dari pilot Yordania, Letnan Muath al-Kassasbeh yang ditawan dan kemudian dibakar hidup-hidup oleh kelompok militan ISIS, masih tidak mempercayai suaminya telah tiada. Tarawneh bahkan menolak menonton video eksekusi suaminya yang dirilis ISIS sejak Rabu (3/1) lalu.

Dilaporkan media Inggris, The Independent, dalam sebuah wawancara khusus, Tarawneh menyatakan dia tengah berada di sebuah unjuk rasa kampus di Amman, di mana para mahasiswa mendesak pemerintah Yordania untuk segera bertindak agar Kassasbeh dibebaskan.

Tarawneh menerima telepon dari ibunya, dan mendengar ibunya berteriak memanggil namanya sambil menangis. Saat itulah, Tarawneh menyadari baha suaminya telah dieksekusi ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan ketika saya membuka Facebook di telepon genggam saya, ada yang mengirim pesan, "Selamat jalan Muath," kata Tarawneh, sambil tersisak, dilansir dari The Independent, Kamis (5/2).

Tak lama setelah mendengar kabar duka tersebut, Tarawneh dikabarkan tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Sembari dipasangi selang infus, tangan kanan Tarawneh menggenggam telepon selularnya, yang berisi rekaman video eksekusi tersebut.

Dalam wawancara tersebut, Tarawneh juga menyatakan bahwa suaminya sempat menyatakan tidak ingin terbang pada hari nahas ketika pesawatnya jatuh.

"Dia berharap langit akan ada berkabut, sehingga dia tidak perlu terbang. Dia sudah merasa ada sesuatu yang buruk. Dia tak pernah merasa seperti itu sebelumnya," kata Tarawneh, di rumah suaminya di kota Karak, Yordania.

Tarawneh menikah dengan Kassasbeh pada Juli 2014 lalu. Kassasbeh merupakan salah seorang pilot yang menjalankan misi serangan udara pimpinan Amerika Serikat ke markas ISIS. Namun nahas, pesawat tempur F-16 yang dikendarai Kassasbeh jatuh di Raqqa, Irak, pada 24 Desember lalu. Beberapa jam sesudahnya, Kassasbeh dinyatakan sebagai tawanan ISIS.

Nama al-Kassasbeh kembali mencuat secara global ketika ISIS menghendaki pertukaran tawanan Jepang, Kenji Goto—yang dieksekusi Sabtu (2/2)—dengan tahanan wanita Yordania Sajida al-Rishawi. 

Saat itu ISIS memberikan ultimatum: Jika al-Rishawi tak diserahkan pada mereka pada 29 Januari saat matahari terbenam di perbatasan Turki, maka al-Kassasbeh akan dieksekusi.

Pihak Yordania mengatakan mereka siap membebaskan al-Rishawi dengan satu syarat: ada bukti jelas bahwa al-Kassasbeh masih hidup. ISIS tak kunjung memberikan petunjuk bahwa al-Kassasbeh masih hidup. Fotonya hanya muncul dipegang oleh Goto dalam sebuah video ketika ia menyampaikan ultimatum ISIS tersebut.

Terdapat didugaan Kassasbeh sudah dibunuh sejak 3 Januari lalu, sehingga pemerintah Yordania sebelumnya menolak membebaskan Rishawi sebelum mereka melihat Kassasbeh masih hidup.

Benar saja, ISIS kemudian merilis video eksekusi Kassasbeh yang brutal, dengan dibakar hidup-hidup dalam sebuah kurungan.

Kassasbeh dikenal sebagai seorang Muslim yang taat dan hafidz Al-Quran serta berasal dari keluarga besar dan suku terkemuka yang terkenal karena kesetiaan kepada monarki Yordania. Ayah sang pilot, Safi al-Kasasbeh, mengingat anaknya sebagai Muslim yang sederhana. 
(ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER