Raja Yordania: Tidak Ada Belas Kasihan untuk ISIS

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 05 Feb 2015 14:08 WIB
Balas dendam pertama Yordania adalah mengeksekusi dua teroris, salah satunya wanita pengebom bunuh diri yang diinginkan ISIS.
Raja Abdullah dari Yordania mengecam tindakan ISIS dan bersumpah akan memerangi mereka dengan tanpa ampun. (Reuters TV)
Amman, CNN Indonesia -- Raja Abdullah dari Yordania bersumpah untuk memerangi dan tidak akan ada belas kasihan untuk kelompok militan ISIS, usai video pembunuhan pilot Muath Kassesbeh dengan cara dibakar dirilis.

Tidak hanya berkoar, Yordania telah melakukan langkah balas dendam, dengan mempercepat hukuman mati terhadap para anggota ISIS yang dipenjara di negara mereka. Dua tersangka terorisme telah dieksekusi, salah satunya adalah Sajida al-Rishawi, wanita pengebom bunuh diri yang diinginkan ISIS untuk ditukar dengan Kassesbeh.

"Kami berperang untuk melindungi keyakinan, nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan kami dan perang kami terhadap mereka tidak ada belas kasihan dan kami akan menyerang mereka di tanah mereka sendiri," tegas Abdullah saat rapat keamanan Yordania, dikutip Reuters, Kamis (5/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya dalam siaran televisi Abdullah menyerukan persatuan rakyat Yordania dalam melalui masa-masa sulit ini. Dia menegaskan bahwa pembunuhan Kassesbeh adalah tindakan pengecut yang dilakukan oleh kelompok kriminal yang tidak ada hubungannya dengan Islam.

Pembunuhan Kassesbeh memicu kemarahan rakyat Yordania, apalagi pilot 27 tahun itu berasal dari suku terbesar yang merupakan pendukung utama kerajaan Bani Hasyim di Yordania.

Reaksi beragam muncul di masyarakat, di antaranya menyalahkan Raja Abdullah yang membantu koalisi Amerika Serikat sehingga ISIS membunuh warga Yordania. Namun reaksi mayoritas adalah tuntutan membalas dendam atas kekejaman ISIS.

Ayah Kassasbeh, Safi, mengatakan dua eksekusi teroris tidak cukup untuk membalaskan dendam terhadap kekejaman kelompok teroris pimpinan Abubakar al-Baghdadi itu.

"Saya ingin negara membalaskan dendam putra saya melalui eksekusi lebih banyak lagi terhadap orang-orang yang mengikuti kelompok kriminal yang sama sekali tidak mencerminkan Islam itu," kata Safi.

Saat ini masih ada dua teroris lagi yang akan dieksekusi di Yordania. Terdapat sedikitnya 250 tersangka teroris di penjara Yordania, kebanyakan pendukung ISIS.

Juru bicara pemerintah Mohammad al-Monami mengatakan bahwa Yordania akan meningkatkan kerja sama penyerangan ISIS dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Monami mengatakan memberantas kelompok militan radikal adalah adalah kebijakan pemerintah sejak lama.

"Seluruh badan militer dan keamanan negara ini telah mengembangkan kemampuan mereka. Respon Yordania akan didengar seluruh dunia, dan akan diumumkan di waktu yang tepat," kata Monami. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER